Kamis, 24 April 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagaimanakah kita dapat mengetahui kalau si A itu sangat intorvert? Atau si B yang ekpresif dan cocok jadi pemimpin? Atau, si C yang sangat emosional jika ada yang membicarakan dia? Bagaimana kita dapat mengenali orang-orang ini sehingga kita bisa mengenal atau bahkan mempelajarinya lebih mendalam lagi? Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya sering melakukan pengukuran terhadap kepribadian seseorang. Hanya saja kita biasa melakukannya berdasarkan ciri-ciri stereotipe dari ciri-ciri kelompok di mana individu berasal, misalnya: orang kota itu individualis, orang Jawa halus, orang Medan pelit, dan sebagainya. Kita juga cenderung menilai orang berdasarkan salah satu ciri tertentu yang kita sukai atau tidak kita sukai. Penilaian dengan cara ini sangat menyesatkan dan disebut hallo effect. Selain itu kita juga kerap mempunyai penilaian baik-buruk pada ciri-ciri pribadi tertentu.
Oleh karena itu diperlukan sperangkat alat tes atau asesmen yang dapat menggambarkan kepribadian seseorang. Inventori kepribadian merupakan inventori yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur struktur dan segi-segi dari kepribadian, atau karakteristik dari cara berpikir, merasa, dan bertindak (Segal & Coolidge, dalam Drummond & Jones, 2010). Dengan kata lain inventori kepribadian atau asesmen kepribadian atau tes kepribadian merupakan tes/inventori/asesmen yang menggambarkan karekteristik individu, dengan tujuan agar individu dapat mengenal dan memahami dirinya sendiri dengan gambaran atau penjelasan yang objektif dan terukur.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari inventori kepribadian?
2. Bagaimanakah cara mengembangkan kepribadian?
3. Apakah indikator jenis myers briggs itu?
4. Apakah yang disebut California Inventori Psikologis?
5. Apakah yang dimaksud dengan 16 daftar pertanyaan dari faktor kepribadian?
6. Bagaimana Daftar pertanyaan kepribadian Eysenck ( EPQ)?
7. Bagaimana Perangai Survei Guilford-Zimmerman ( GZTS)?
8. Bagaimana cara Menginventarisir kepribadian jackson?
9. Bagaimana konsep diri menurut Tennessee?
1.3 Tujuan Penulisan
tujuan dari pembukaan makalah ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui:
1. pengertian dari inventori kepribadian
2. cara mengembangkan kepribadian
3. indikator jenis myers briggs itu
4. California Inventori Psikologis
5. 16 daftar pertanyaan dari faktor kepribadian
6. Daftar pertanyaan kepribadian Eysenck ( EPQ)
7. Perangai Survei Guilford-Zimmerman ( GZTS)
8. cara Menginventarisir kepribadian jackson
9. konsep diri menurut Tennessee
1.5 Metode Penulisan
Sesuai dengan tugas yang diberikan yaitu makalah yang berbahan atau sumber referensi dari buku dan e-book, maka untuk dapat selaras dan mudah dipahami maka metode penulisan yang kami pakai adalah metode kajian pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Inventori kepribadian
Definisi-definisi yang coba dipaparkan oleh para peneliti atau ilmuwan antara lain:
Gordon Allport (dikatakan sebagai Bapak teori keribadian) mencoba merumuskan, menjelaskan dan mengklasifikasikan kurang lebih 50 pernyataan yang menggambarkan tentang kepribadian. Salah satunya Allport menerangkan kepribadian merupakan ”the dinamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjusment to his enviroment” (organisasi yang dinamis dalam diri individu yang merupakan rangkaian sistem psikofisik yang menentukan keunikan penyesuaian individu terhadap lingkungannya). Kata dinamis menunjukkan bahwa kepribadian bisa berubah-ubah, dan antar berbagai komponen kepribadian (yaitu sistem-sistem psikofisik) terdapat hubungan yang erat. Hubungan-hubungan itu terorganisir sedemikan rupa sehingga secara bersama-sama mempengaruhi pola perilakunya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Beberapa peneliti mencoba merumuskan kepribadian dengan menyamakannya dengan temprament, yaitu kecenderungan alamiah dari perilaku, perasaan, dan pikiran individu. Raymond Cattel mendefinisikan kepribadian sebagai sesuatu yang memungkinkan kita untuk meramalkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang dalam situasi tertentu. Sedangkan menurut Alfred Adler, kepribadian adalah gaya hidup individu atau cara yang khas dari individu tersebut dalam memberikan respons terhadap masalah-masalah hidup. JP. Chaplin dalam Kamus Psikologi, yaitu integrasi dari sifat-sifat tertentu yang dapat diselidiki dan dijabarkan untuk menyatakan kualitas yang unik dari individu (Ahmadi, 2004).
Definisi lainnya merumuskan kepribadian sebagai kondisi yang ditampakkan keluar atau perilaku yang bisa diamati; sebagai contoh Watson,1924 (dalam Drummond & Jones, 2010) mencirikan kepribadian sebagai ”the end product of our habit system” (hasil akhir dari sistem kebiasaan).
Kepribadian merupakan kualitas seseorang yang bersifat subjektif. Sesuatu yang muncul dari dan sudah terdapat dalam diri seseorang.
Kepribadian merupakan sesuatu dalam diri individu yang sifatnya konsisten, stabil dan merupakan perilaku yang menetap, dan dari waktu ke waktu cenderung sama (Maddi, 1980 dalam Drummond & Jones, 2010).
Kepribadian merupakan pola yang tetap dari pikiran, emosi, dan perilaku yang membedakan individu dari individu lain. (Drummond & Jones, 2010)
2.2 Pengembangan Inventori
ada empat metode yang dapat digunakan untuk melakukan tes kepribadian (Anastasi, 1988). salah satu metodenya yaitu dengan menggunakan pendekatan deduktif yaitu metode konten logis. dalam metode ini penulis menggunakan pendekatan rasional untuk memilih. pernyataan yang berkaitan dengan karakteristiklah yang dinilai. Mooney chekclist adalah instrumen yang paling sering digunakan untuk metode ini. keterbatasan utama dari pendekatan ini adalah bahwa metode ini mengasumsikan validitas setiap item bahwa individu mampu mengevaluasi karakteristik mereka sendiri dan bahwa jawaban mereka dapat diambil pada nilai nominal. jika klien memeriksa item yang terkait dengan "tidak bergaul dengan orang tua," pendekatan ini mengasumsikan orang yang mengalami kesulitan hubungan dengan orangtua.
pendekatan kedua adalah metode teoritis, di mana item yang dikembangkan berkontribusi terhadap skala konsisten dengan sifat yang konsisten pula dengan teori kepribadian tertentu. Setelah dikelompokkan ke dalam skala, pendekatan validitas konstruk diambil untuk menentukan apakah hasil inventarisasi konsisten dengan teori. dua contoh dari pendekatan ini yang didasarkan pada teori murray tentang kebutuhan adalah Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) dan bentuk Personality Riset Format (PRF). Hampir sama dengan itu, Jenis Myer Briggs Type Indicator (MBTI) didasarkan pada teori tipe kepribadian Jung.
dua metode ini menggunakan strategi empiris untuk mengembangkan inventori kepribadian.
metode kelompok kriteria dimulai dengan sampel dan karakteristik yang dikenal, seperti kelompok penderita yang di diagnosis skizofrenia. Item tersebut kemudian diberikan kepada individu dalam sampel yang dikenal dan kontrol kelompok biasanya berupa populasi normal. item yang membedakan sampel, diketahui dari kelompok normal yang kemudian ditempatkan dalam skala-mirip dengan metode yang digunakan untuk membangun skala pekerjaan pada persediaan minat yang kuat. Kemudian digunakan pada sampel yang sama untuk menentukan apakah dapat diteruskan untuk membedakan antara dua kelompok. Metode ini juga dapat digunakan oleh kelompok-kelompok yang menyajikan kontrasan pada sifat tertentu. misalnya, anggota persaudaraan dan perkumpulan mahasiswa diminta untuk menilai lima orang paling aktif bersosialisasi dan lima orang bersosialisasi setidaknya dalam kelompok. Dan item yang membedakan antara kedua kelompok digunakan dalam pengembangan skala sosialisasi. Minnesota Multiphase Personality Inventoryi (MMPI) dan California Personality Inventory (CPI) keduanya didasarkan pada metode persediaan kriteria konstruki kelompok.
metode analisis faktor adalah metode kedua yang menggunakan strategi empiris dalam pengembangan tes. dalam metode ini prosedur statistik digunakan untuk menguji interkorelasi antara semua item pada persediaan. teknik ini, secara efektif dapat diselesaikan hanya pada perhitungan modern. contoh pendekatan ini sebagai Cattell enam belas kepribadian faktor kuesioner (16PF), yang dihasilkan dari analisis faktor dari 171 istilah yang menggambarkan sifat-sifat manusia dan yang, pada gilirannya, dikembangkan dari daftar ribuan kata sifat yang dalam satu sama lain mendeskripsikan cara manusia. metode analisis faktor juga termasuk yang menggunakan tindakan konsistensi internal untuk mengembangkan skala homogen.
peneliti menggunakan teknik analisis faktor-di sejumlah persediaan kepribadian yang telah disintesis ciri-ciri kepribadiannya ke dalam lima dimensi utama yang dijuluki "BIG FIVE" kelima faktor tersebut adalah
(1) neurotisisme-aman dibandingkan percaya diri,
(2) ekstroversi-keluar dibandingkan pemalu,
(3) keterbukaan-imajinatif dibandingkan kekerasan,
(4) keramahan-empatik dibandingkan bermusuhan, dan
(5) kesadaran-baik terorganisir dibandingkan impulsif (McCrae & costa, 1986). empat dimensi indikator jenis myers briggs-terkait dengan empat faktor tersebut,, berisi banyak item yang terkait dengan neurotisisme dan item sedikit yang berkaitan dengan empat faktor yang tersisa.
2.3 Laporan Diri Inventori Kepribadian
1. Myer Briggs Type Indicator
MBTI ini berdasarkan pemikiran C.G Jung (1921-1971) mengenai persepsi, judgment dan sikap yang digunakan oleh setiap tipe yang berbeda dari individu. Persepsi adalah kemampuan psikologis individu untuk sadar pada hal-hal, orang-orang dan ide-ide. Judgment melibatkan berbagai cara untuk menyimpulkan apa yang telah dipersepsikan individu tersebut. Kalau orang berbeda satu sama lain ketika mempersepsikan sesuatu juga ketika melakukan judgment, maka perbedaan ini juga mempengaruhi minat, ketrampilan, nilai-nilai serta reaksi mereka. MBTI dibuat untuk mempelajari tipe kepribadian berdasarkan teori Jung.
Empat Skala Kecenderungan
MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan (dikotomis). Walaupun berlawanan sebetulnya kita memiliki semuanya, hanya saja kita lebih cenderung / nyaman pada salah satu arah tertentu. Seperti es krim dan coklat panas, mungkin kita mau dua-duanya tetapi cenderung lebih menyukai salah satunya. Masing-masing ada sisi positifnya tapi ada pula sisi negatifnya. Nah, seperti itu pula dalam skala kecenderungan MBTI. Berikut empat skala kecenderungan MBTI;
1. Extrovert (E) vs. Introvert (I)
Dimensi EI melihat orientasi energi kita ke dalam atau ke luar. Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka dunia luar. Mereka suka bergaul, menyenangi interaksi sosial, beraktifitas dengan orang lain, serta berfokus pada dunia luar dan action oriented. Mereka bagus dalam hal berurusan dengan orang dan hal operasional. Sebaliknya, tipe introvert adalah mereka yang suka dunia dalam (diri sendiri). Mereka senang menyendiri, merenung, membaca, menulis dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Mereka mampu bekerja sendiri, penuh konsentrasi dan focus. Mereka bagus dalam pengolahan data secara internal dan pekerjaan back office.
2. Sensing (S) vs. Intuition (N)
Dimensi SN melihat bagaimana individu memproses data. Sensing memproses data dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, praktis, realistis dan melihat data apa adanya. Mereka menggunakan pedoman pengalaman dan data konkrit serta memilih cara-cara yang sudah terbukti. Mereka fokus pada masa kini (apa yang bisa diperbaiki sekarang). Mereka bagus dalam perencanaan teknis dan detail aplikatif. Sementara tipe intuition memproses data dengan melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak, konseptual serta melihat berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Mereka berpedoman imajinasi, memilih cara unik, dan berfokus pada masa depan (apa yang mungkin dicapai di masa mendatang). Mereka inovatif, penuh inspirasi dan ide unik. Mereka bagus dalam penyusunan konsep, ide, dan visi jangka panjang.
3. Thinking (T) vs. Feeling (F)
Dimensi ketiga melihat bagaimana orang mengambil keputusan. Thinking adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil keputusan. Mereka cenderung berorientasi pada tugas dan objektif. Terkesan kaku dan keras kepala. Mereka menerapkan prinsip dengan konsisten. Bagus dalam melakukan analisa dan menjaga prosedur/standar. Sementara feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan. Mereka berorientasi pada hubungan dan subjektif. Mereka akomodatif tapi sering terkesan memihak. Mereka empatik dan menginginkan harmoni. Bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan.
4. Judging (J) vs. Perceiving (P)
Dimensi terakhir melihat derajat fleksibilitas seseorang. Judging di sini bukan berarti judgemental (menghakimi). Judging diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak teratur (tidak melompat-lompat). Mereka tidak suka hal-hal mendadak dan di luar perencanaan. Mereka ingin merencanakan pekerjaan dan mengikuti rencana itu. Mereka bagus dalam penjadwalan, penetapan struktur, dan perencanaan step by step. Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk melihat beragam peluang yang muncul. Perubahan mendadak tidak masalah dan ketidakpastian membuat mereka bergairah. Bagus dalam menghadapi perubahan dan situasi mendadak.
Walaupun empat dimensi MBTI merupakan teori yang mandiri, korelasi yang signifikan menunjukan sekitar 30 yang telah ditemukan antara skala S-N dan J-P. Penemuan ini cenderung untuk mendukung teori Jung'S, yang mana hanya mencakup satu dari tiga dimensi. Selain itu hubungan antara dua skala pengaturan ini, nilai yang tersisa dari skala itu secara statistik tidak terikat satu sama lain.
tipe kepribadian MBTI Seseorang diringkas dalam empat lembar, yang menandai adanya arah dari pilihan orang pada masing-masing empat dimensi itu. Istilah lain yaitu ENTJ adalah suatu extrovert dengan suatu pilihan untuk pemikiran dan institusi yang biasanya mempunyai sikap yang menghakimi di dalam orientasinya ke arah dunia luar. ISFP jenis ini menandai adanya seorang introvert dengan suatu pilihan ke arah dunia luar. Ringkasan dari proses manual, karakteristik, dan ciri dari 16 jenis tipe.
4 dikotomi mengenai aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku seseorang, diantaranya:
1. Bagaimana/dari mana seseorang memperoleh energi; apakah dari luar diri (extravert/E), atau dari dalam diri (introvert/I).
2. Bagaimana seseorang mendapatkan informasi; apakah melalui panca indra (sensing/S) atau imajinasi (intuiting/N),
3. Bagaimana seseorang membuat keputusan; apakah berdasarkan pemikiran (thinking/T) atau perasaan (feeling/F),
4. Bagaimana orientasi kehidupan seseorang; apakah dengan menilai (judging/J) atau dengan memahami (perceiving/P).
Dalam tes MBTI, kita akan disodori sejumlah pertanyaan yang pada intinya akan mengarahkan kita pada sisi mana kita berada untuk keempat dimensi di atas. Untuk dimensi Extrovert (E) vs. Introvert (I) misalnya, apakah kita cenderung berada pada sisi E atau I. Demikian juga untuk dimensi lainnya. Karena terdapat empat dimensi, maka kemungkinan kombinasinya menjadi 16 tipe : (ENTJ, ISTJ, ENFP, dst). Silahkan lihat dibawah tipe keperibadian pada bagian interpreasi alat tes MBTI.
1. ISTJ (Bertanggungjawab)
• Serius, tenang, stabil & damai.
• Senang pada fakta, logis, obyektif, praktis & realistis.
• Task oriented, tekun, teratur, menepati janji, dapat diandalkan & bertanggung jawab.
• Pendengar yang baik, setia, hanya mau berbagi dengan orang dekat.
• Memegang aturan, standar & prosedur dengan teguh.
2. ISFJ (Setia)
• Penuh pertimbangan, hati-hati, teliti dan akurat.
• Serius, tenang, stabil namun sensitif.
• Ramah, perhatian pada perasaan & kebutuhan orang lain, setia, kooperatif, pendengar yang baik.
• Punya kemampuan mengorganisasi, detail, teliti, sangat bertanggungjawab & bisa diandalkan.
3. ISTP (Pragmatis)
• Tenang, pendiam, cenderung kaku, dingin, hati-hati, penuh pertimbangan.
• Logis, rasional, kritis, obyektif, mampu mengesampingkan perasaan.
• Mampu menghadapi perubahan mendadak dengan cepat dan tenang.
• Percaya diri, tegas dan mampu menghadapi perbedaan maupun kritik.
• Mampu menganalisa, mengorganisir, & mendelegasikan.
• Problem solver yang baik terutama untuk masalah teknis & keadaan mendadak.
4. ISFP (Artistik)
• Berpikiran simpel & praktis, fleksibel, sensitif, ramah, tidak menonjolkan diri, rendah hati pada kemampuannya.
• Menghindari konflik, tidak memaksakan pendapat atau nilai-nilainya pada orang lain.
• Biasanya tidak mau memimpin tetapi menjadi pengikut dan pelaksana yang setia.
• Seringkali santai menyelesaikan sesuatu, karena sangat menikmati apa yang terjadi saat ini.
• Menunjukkan perhatian lebih banyak melalui tindakan dibandingkan kata-kata.
5. INFJ (Reflektif)
• Perhatian, empati, sensitif & berkomitmen terhadap sebuah hubungan.
• Sukses karena ketekunan, originalitas dan keinginan kuat untuk melakukan apa saja yang diperlukan termasuk memberikan yg terbaik dalam pekerjaan.
• Idealis, perfeksionis, memegang teguh prinsip.
• Visioner, penuh ide, kreatif, suka merenung dan inspiring.
• Biasanya diikuti dan dihormati karena kejelasan visi serta dedikasi pada hal-hal baik.
6. INTJ (Independen)
• Visioner, punya perencanaan praktis, & biasanya memiliki ide-ide original serta dorongan kuat untuk mencapainya.
• Mandiri dan percaya diri.
• Punya kemampuan analisa yang bagus serta menyederhanakan sesuatu yang rumit dan abstrak menjadi sesuatu yang praktis, mudah difahami & dipraktekkan.
• Skeptis, kritis, logis, menentukan (determinatif) dan kadang keras kepala.
• Punya keinginan untuk berkembang serta selalu ingin lebih maju dari orang lain.
• Kritik & konflik tidak menjadi masalah berarti.
7. INFP (Idealis)
• Sangat perhatian dan peka dengan perasaan orang lain.
• Penuh dengan antusiasme dan kesetiaan, tapi biasanya hanya untuk orang dekat.
• Peduli pada banyak hal. Cenderung mengambil terlalu banyak dan menyelesaikan sebagian.
• Cenderung idealis dan perfeksionis.
• Berpikir win-win solution, mempercayai dan mengoptimalkan orang lain.
8. INTP (Konseptual)
• Sangat menghargai intelektualitas dan pengetahuan. Menikmati hal-hal teoritis dan ilmiah. Senang memecahkan masalah dengan logika dan analisa.
• Diam dan menahan diri. Lebih suka bekerja sendiri.
• Cenderung kritis, skeptis, mudah curiga dan pesimis.
• Tidak suka memimpin dan bisa menjadi pengikut yang tidak banyak menuntut.
• Cenderung memiliki minat yang jelas. Membutuhkan karir dimana minatnya bisa berkembang dan bermanfaat. Jika menemukan sesuatu yang menarik minatnya, ia akan sangat serius dan antusias menekuninya.
9. ESTP (Spontan)
• Spontan, Aktif, Enerjik, Cekatan, Cepat, Sigap, Antusias, Fun dan penuh variasi.
• Komunikator, asertif, to the point, ceplas-ceplos, berkarisma, punya interpersonal skill yang baik.
• Baik dalam pemecahan masalah langsung di tempat. Mampu menghadapi masalah, konflik dan kritik. Tidak khawatir, menikmati apapun yang terjadi.
• Cenderung untuk menyukai sesuatu yang mekanistis, kegiatan bersama dan olahraga.
• Mudah beradaptasi, toleran, pada umumnya konservatif tentang nilai-nilai. Tidak suka penjelasan terlalu panjang. Paling baik dalam hal-hal nyata yang dapat dilakukan.
10.ESFP (Murah Hati)
• Outgoing, easygoing, mudah berteman, bersahabat, sangat sosial, ramah, hangat, & menyenangkan.
• Optimis, ceria, antusias, fun, menghibur, suka menjadi perhatian.
• Punya interpersonal skill yang baik, murah hati, mudah simpatik dan mengenali perasaan orang lain. Menghindari konflik dan menjaga keharmonisan suatu hubungan.
• Mengetahui apa yang terjadi di sekelilingnya dan ikut serta dalam kegiatan tersebut.
• Sangat baik dalam keadaan yang membutuhkan common sense, tindakan cepat dan ketrampilan praktis.
11.ENFP (Optimis)
• Ramah, hangat, enerjik, optimis, antusias, semangat tinggi, fun.
• Imaginatif, penuh ide, kreatif, inovatif.
• Mampu beradaptasi dengan beragam situasi dan perubahan.
• Pandai berkomunikasi, senang bersosialisasi & membawa suasana positif.
• Mudah membaca perasaan dan kebutuhan orang lain.
12.ENTP (Inovatif – Kreatif)
• Gesit, kreatif, inovatif, cerdik, logis, baik dalam banyak hal.
• Banyak bicara dan punya kemampuan debat yang baik. Bisa berargumentasi untuk senang-senang saja tanpa merasa bersalah.
• Fleksibel. Punya banyak cara untuk memecahkan masalah dan tantangan.
• Kurang konsisten. Cenderung untuk melakukan hal baru yang menarik hati setelah melakukan sesuatu yang lain.
• Punya keinginan kuat untuk mengembangkan diri.
13.ESTJ (Konservatif – Disiplin)
• Praktis, realistis, berpegang pada fakta, dengan dorongan alamiah untuk bisnis dan mekanistis.
• Sangat sistematis, procedural dan terencana.
• Disiplin, on time dan pekerja keras.
• Konservatif dan cenderung kaku.
• Tidak tertarik pada subject yang tidak berguna baginya, tapi dapat menyesuaikan diri jika diperlukan.
• Senang mengorganisir sesuatu. Bisa menjadi administrator yang baik jika mereka ingat untuk memperhatikan perasaan dan perspektif orang lain.
14.ESFJ (Harmonis)
• Hangat, banyak bicara, populer, dilahirkan untuk bekerjasama, suportif dan anggota kelompok yang aktif.
• Membutuhkan keseimbangan dan baik dalam menciptakan harmoni.
• Selalu melakukan sesuatu yang manis bagi orang lain. Kerja dengan baik dalam situasi yang mendukung dan memujinya.
• Santai, easy going, sederhana, tidak berfikir panjang.
• Teliti dan rajin merawat apa yang ia miliki.
15.ENFJ (Meyakinkan)
• Kreatif, imajinatif, peka, sensitive, loyal.
• Pada umumnya peduli pada apa kata orang atau apa yang orang lain inginkan dan cenderung melakukan sesuatu dengan memperhatikan perasaan orang lain.
• Pandai bergaul, meyakinkan, ramah, fun, populer, simpatik. Responsif pada kritik dan pujian.
• Menyukai variasi dan tantangan baru.
• Butuh apresiasi dan penerimaan.
16.ENTJ (Pemimpin Alami)
• Tegas, asertif, to the point, jujur terus terang, obyektif, kritis, & punya standard tinggi.
• Dominan, kuat kemauannya, perfeksionis dan kompetitif.
• Tangguh, disiplin, dan sangat menghargai komitmen.
• Cenderung menutupi perasaan dan menyembunyikan kelemahan.
• Berkarisma, komunikasi baik, mampu menggerakkan orang.
• Berbakat pemimpin.
Dalam menghitung tipe kepribadian, score diperoleh dari kebalikan lawan. dan kemudian mengurangi nya untuk memperoleh jenis tertentu . perbedaan besar antara kedua score menandai adanya suatu pilihan yang jelas,bersih dan suatu hasil yang lebih tinggi untuk mencetak prestasi pada jenis itu. Sedangkan suatu perbedaan yang lebih kecil menghasilkan score rendah, menandakan suatu pilihan pada jenis itu dan dipertimbangkan lebih sedikit, kurang jelas dan kuat.
Salah satu dari pertimbangan MBTI adalah banyak individu yang tidak ada score baik atau jelek maupun kombinasi jenis baik atau jelek. Suatu score menandai adanya suatu pilihan untuk menggunakan fungsi tertentu atau pilihan tingkah laku, walaupun kebanyakan individu mempunyai kapasitas untuk menggunakan pilihan kebalikan juga. Masing-Masing pilihan meliputi beberapa kekuatan, kegembiraan, dan karakteristik positif dan masing-masing mempunyai kelemahan dan permasalahan nya. Di dalam penerbitan, kekuatan, kelemahan, kemampuan, kebutuhan, nilai-nilai, minat, dan karakteristik lain disediakan untuk score pada masing-masing menyangkut timbangan seperti halnya untuk 16 jenis.
Oleh karena pengaturan di mana penasihat variasi yang luas menggunakan MBTI, tidak adanya spesifik guidelinesnfor penggunaannya atau penafsiran dimasukkan di sini. Bagaimanapun, oleh karena ketenaran nya dan penafsiran hasil yang sederhana, itu adalah sering diatur dan ditafsirkan oleh mereka yang yang sangat bergairah menggunakannya atau yang hanya mempunyai sedikit latar belakang di dalam penilaian psikologis, Penasihat yang menggunakan inventori kepribadian ini harus sadar, tidak hanya tentang kegunaan dan kekuatan nya dalam berbagai pengaturan, tetapi juga berbagai kelemahan nya , mencakup ipsative membuat angka dan ketiadaan ukuran berhubungan kebenaran belajar di dalam tertentu menentukan.
MBTI harus tidak digunakan untuk " label" atau sedikit menggolongkan orang-orang. Walaupun kebanyakan orang-orang sudah suatu gaya kepribadian lebih disukai yang mereka dapat belajar untuk menggunakan untuk keuntungan mereka ,mereka dapat juga belajar untuk menyatakan semakin sedikit aspek yang dominan tentang kepribadian mereka ketika sesuai. Menasihati dapat memberi pengajaran klien untuk menjadi yang lebih fleksibel di dalam cara di mana mereka bereaksi terhadap situasi berbeda.
2.4 California Psychology Inventory
California psychology Inventory ( CPI) ( Gough, 1987). Walaupun MMPI digunakan sebagai basis untuk pengembangan tentang inventori ini ( 194 menyangkut 462 CPI materi), CPI dirancang untuk mengukur ciri sehari-hari. Harrison Gough, mengungkapkan " konsep rakyat," seperti keramahan, toleransi, dan responsibility-terms. Mereka menggunakannya setiap hari untuk menggolongkan dan meramalkan perilaku satu sama lain.
Isi dari materi terkait dengan pola perilaku dan sikap khas dengan lebih sedikit isi tak dapat disetujui dibandingkan mereka yang dari MMPI itu. Timbangan dirancang untuk menilai karakteristik kepribadian dan untuk menopang suatu hubungan antar pribadi tentang individu normal.
1987 revisi berisi 20 timbangan yang di/terorganisir ke dalam empat sekat yang terpisah ( Lihat Gambar 11-\1):
1. Yang pertama dirancang untuk menilai ketercukupan ketenangan hubungan antar pribadi, self-assurance, dan ascendency dan berisi tujuh timbangan berjudul Kekuasaan, Kapasitas untuk Status ( C), Keramahan ( Sy), Kehadiran Sosial ( Sp), Self-Acceptance ( Sa), Mandiri, dan Pengenalan jiwa orang lain ( Em).
2. Yang kedua berisi ukuran sosialisasi, tanggung jawab, dan karakter dengan tujuh timbangan berjudul Tanggung jawab Perihal, Sosialisasi ( Maka), Pengendalian-Diri ( Sc), Kesan Baik ( Gi), Peguyuban ( Cm), Kesejahteraan/ kesehatan ( Wb), dan Toleransi .
3. Yang ketiga berisi timbangan yang mengukur tema akademis dan intelektual yang bermanfaat di dalam menasihati bidang pendidikan. Ke tiga timbangan di dalam seikat ini diberi hak/judul Prestasi Via Conformance Arus bolak-balik, Prestasi Via Kemerdekaan ( Ai), dan Efisiensi Intelektual.
4. Yang keempat berisi suatu dicampur kelompok tiga timbangan yang tidak cocok baik bersama-sama tidak pula mereka yang sangat dihubungkan dengan timbangan di (dalam) yang lain tiga seikat. Mereka meliputi Psychological-Mindedness ( Py), Fleksibilitas ( Fx), dan Femininity-Masculinas ( F/M).
Dari 20 skala CPI, 13 dikembangkan oleh criterion-group metoda, empat oleh analisa konsistensi internal ( SP, Sa, Sc, Fx), dan tiga oleh suatu kombinasi dua metoda ini ( Gi, Cm, dan Wb) ( Megarge, 1972).
Sebanyak tiga skala adalah skala kebenaran yang dikembangkan untuk mendeteksi faking atau test lain yang mengambil sikap. " Faking tidak baik" dideteksi oleh T-Scores 35 atau lebih sedikit pada Kesejahteraan/ kesehatan, Peguyuban ( Cm), atau Kesan Baik ( Gi) Cetak prestasi pada peguyuban Skala yang mengusulkan bahwa inventori telah diambil di dalam suatu pertunjukan idiosyncratic atau acak. Ketika a " tidak baik gadungan" profil diperoleh, penasihat perlu bertanya mengapa individu merasakan suatu kebutuhan ke c menciptakan suatu kesan tentang permasalahan serius seseorang. Kekuatan sesungguhnya mempunyai permasalahan yang sangat serius, atau boleh jadi malingering untuk beberapa alasan, atau score yang rendah mungkin menghadirkan a " menangis/berteriak untuk bantuan." Kesan baik di dalam tanggapan didasarkan pada pembuatan kesan baik " diusulkan oleh suatu yang baik adalah suatu kesan ( Gi) T-Score 65 atau lebih dengan score ini di dalam hal positif, dan sukar untuk membedakan antara perorangan dengan suatu penyesuaian tingkatan sempurna dan orang yang baik " faking yang baik." Di sini adalah perorangan yang pada umumnya dapat membantu penasihat untuk membedakan antara " faking yang baik" penyesuaian superior.
standard Score T diberitakan oleh suatu profil dengan suatu cara 50 dan suatu simpangan baku 10 ( lihat figur 11-1). Score tinggi cenderung untuk Profil yang berbeda digunakan untuk skor plot bagi pria dan wanita. Norma dalam tipe ini di dasarkan pada seribu pria dan seribu wanita yang diambil dari sampel heterogen dari siswa sma, mahasiswa, guru, pebisnis, narapidana,dan pasien kejiwaan.
Koefisien reliabilitas untuk beberapa skala menunjukan reliabilitas yang cukup besar, sebaliknya. Untuk koefisien yang lain cukup rendah. Koefisien median alpha untuk 20 konsep rakyat berkisar 72 Laki-laki dan 73 untuk wanita.
Angka terbesar dan pembelajaran validitas diselenggarakan dengan CPI, biasanya ini mengembangkan prediksi baik atau validitas yang kongkruen, telang hasil indeks validitas yang bervariasi menghasilkan indeks validitas yang bervariasi secara keseluruhan.
Berdasarkan faktor analisis kerja, Gough mengembangkan 3 skala vektor baru untuk mengukur aspek keluasan dari struktur kepribadian. Karena 20 nomer skala.
Di CPI menunjukkan ketumpang -tindihan. Ada 3 dimensi vektor yang dapat di gunakan untuk mempermudah pemahaman dan interpretasi tentang 20 skala profil. Ada 3 vektoryang mendekripsikan secara umum sebagai
1. Internal vs Eksternal
2. Mendukung norma vs mempertanyakan norma.
3. Realisasi diri vs diri.
Faktor itu mempunyai tempat di dalam interpretasi model di mensi pada tahun 1987. Yang pertama : 2 pengukuran vektor tipe kepribadian, selanjutnya ke tiga pengukuran level vektor dari adjustmen kepribadian.
Vektor 1 : Skor tinggi, cenderung memperlihatkan, kesegaranan, kesederhanaan, pemalu, tak ramah, orang yang seadanya , enggan memberi inisiatif atau tegas dalam aksi sosial. Skor rendahnya, cerewet , ramah, pada seimbang.
Vektor2 : Skor tinggi, menunjukan baik dalam organisasi, teliti, konvensional,dapat, diandalkan dan terkontrol. Skor rendah memperlihatkan sikap yang suka menentang, gelisah, diri yang sangat sabar, dan senang.
Vektor 3 : Skor tertinggi mendeskripsikan sebagai orang yang optimis, dewasa, pengertian, bebas dari kecenderungan neurotik dan konflik, serta mempunyai tingkat yang besar terhadap kesenangan. Skor rendah memperlihatkan ketidak puasan unsur dari diri mereka, tidak nyaman dengan ketidak pastian dan kompleksitas, serta tidak terlalu tertarik tentang suatu hal.
Pertemuan dari vektor 1 dan 2 dari 4 kuadrand karakteristik kepribadian dapat di simpulkan berdasarkan keanggotaan 8 dalam satu dari 4 kategori yang ada :
1. alpha adalah ambisius, produktif, mempunyai kompetensi sosial.
2. Beta adalah bertanggung jawab, pendiam, mampu menyesuaikan diri.
3. Gamma adalah gelisah, suka melawan, dan senang mencari-cari.
4. Delta adalah menarik diri, suka termenung, melamun dan objektif
CPI telah menampilkan usaha dalam memprediksi kesuksesan dalam nomer pendidikan dan area vokasional. Pemenang dalam sedikit SMA dan Universitas menunjukan untuk mendapatkan relatifitas nilai tinggi berdasarkan, skala Ac, Ai, Re, dan So.
Pembelajaran using skala nilai CPI menampilkan Performent sekolah dan Universitas, melebihi yang menggunakan Skor IQ atau tes scholastic Attitude, Skor lain menampilkan relatifitas prestasi dalam tipe pelatihanprogram vokasional. CPI tidak menampilkan ke efektifan asesmen clinical. Sebagai bukan desain untuk tujuan tersebut.
Level dari individu pada umumnya dari penyesuaian diri atau tak dapat menyesuaikan di identifikasi berdasarkan keseluruhan lefel dari Profil, tapi skala tidak cukup banyak menampilkan informasi terkait diagnosis yang spesifik. pemuda penjahat dan Pelanggar cenderung untuk mempunyai score rendah pada atas Yang ulang dan demikian timbangan. Solitary pelanggar cenderung untuk memperoleh score yang lebih rendah. Dengan kata lain dan Fe timbangan, sedangkan yang lebih tinggi Sy, Sp, dan Sa score diperoleh oleh pelanggar sosial.
Ketika menginterpretasikan CPI hasil, ke tiga timbangan kebenaran harus diperiksa dulu. Jika CPI hasilnya sah, ke tiga panah/garis vektor timbangan perlu ditinjau untuk menyediakan suatu ikhtisar yang luas menyangkut hasil itu. Setelah itu, profil untuk 20 timbangan individu harus dianalisa.
Di dalam meneliti CPI profil, penasihat perlu mulai dengan memperhatikan keseluruhan tingginya dari profil. Score yang lebih tinggi menghadirkan tanggapan secara psikologis sehat dan ini harus dibandingkan tidak hanya dengan standard pencetakann prestasi melainkan pada profil terapi juga, jika mungkin sesuai norma, penggolongan Rata-Rata kebanyakan dari hasil timbangan, sebagai contoh, anak kuliahan lebih tinggi dari pada anak SMA. Berikutnya, perhatian harus membayar kepada score yang paling tinggi pada profil dan score yang paling rendah itu. langkah Yang berikutnya di dalam menguji profil akan mengindahkan tingginya dari score di dalam masing-masing menyangkut empat seikat. Seikat di mana score cenderung untuk menjalankan yang paling tinggi dan itu di mana mereka cenderung untuk menjalankan yang paling rendah diuji dan ditafsirkan. Berkelanjutan untuk menguji profil, timbangan yang paling tinggi di dalam masing-masing seikat masing-masing seikat dan timbangan yang paling rendah di dalam masing-masing seikat ditafsirkan dan dibahas. Akhirnya, perhatian membayar kepada timbangan yang tinggal pada profil untuk diuraikan dan ditafsirkan. Penggunaan metoda ini, aspek paling utama dari profil membahas pertama dan menerima kebanyakan penekanan dan adalah lebih sedikit mungkin untuk menjadi hilang oleh klien di dalam penafsiran yang terperinci yang berikut.
Cara di mana pengangkatan/tingginya dari timbangan dapat ditafsirkan dilihat di tabel 11-1 untuk self-acceptance (Sa) mengelupas dari CPI komputer naratif ( gough,1987). Informasi serupa untuk semua CPI timbangan yang secara individu atau di dalam kombinasi dapat ditemukan di dalam Mcallister ( 1988).
Oleh karena kepedulian dengan mana CPI mula-mula dibangun dan sejak itu telah ditinjau kembali, bersama dengan banyak beratus-ratus studi yang memanfaatkan instrumen ini, CPI telah menjadi salah satu terbaik dan kepribadian yang paling populer menginventarisasikan tersedia. Sebab mayoritas dari timbangan dengan pengalaman dibangun dan score skala dapat bandingkan dengan kelompok norma berbeda, penasihat dapat menggunakan instrumen di dalam menaksir dan membandingkan kekuatan berbagai kepribadian dari klien, dan klien dapat menggunakan penafsiran untuk menilai kelemahan dan kekuatan mereka sendiri jika dibandingkan dengan contoh berdasarkan norma. Mail-In penafsiran profil berbasis-komputer adalah juga tersedia. Suatu pembatasan CPI adalah bahwa sedikit studi sudah menguji arti dari pengangkatan/tingginya pada lebih dari satu skala, dan tiga kode titik tinggi menyangkut MMPI itu.
Contoh kasus
CPI Theresa, suatu 35-year-old menceraikan sekretaris, ditunjukkan di dalam figur 11-1 dan 11-2. Dia mencari menasihati oleh karena suatu ketidak puasan umum dengan situasi sekarang nya. Dia tidaklah bahagia dengan pekerjaan nya; dia pasti mempunyai hubungan serius dengan laki-laki karena perceraian nya, tidak satupun dari yang mana sudah mengembangkan.
Contoh interpretive menghukum untuk CPI self-Acceptance ( Sa) Skala
Penafsiran Penafsiran
Di atas 64.5 Mempunyai suatu perasaan nilai pribadi kuat, bahkan dengan tujuan untuk menjadi diri memusat dan egois; optimis mengenai prospek pribadi; mengartikulasikan dan membujuk di dalam berhadapan dengan orang yang lain; secara sosial mau mendengarkan dan ramah.
59.5-64.5 Adalah untuk pasti diri dan dengan lancar adalah kebanyakan situasi; banyak hadiah diri dengan baik; apakah lancar, serbaguna di dalam relation-can hubungan antar pribadi mengambil inisiatip atau dapat mengalah orang yang lain.
54.5-59.5 Apakah dengan lancar dan nyaman di dalam kebanyakan situasi; adalah ahli dalam menghindarkan konflik dan friksi hubungan antar pribadi; apakah pada umumnya disukai dan menerima dengan orang yang lain.
45.5-54.5 Tidaklah betul-betul ditandai yang manapun oleh suatu perasaan perusahaan nilai pribadi atau ketiadaan nya; apakah layak self-confident dan mencoba usaha baru; menyesuaikan baik ke kebanyakan situasi; mempunyai rata-rata atau ketrampilan lisan lebih baik
39.5-45.5 Adalah sedikit banyaknya yang self-duobting; sering bertindak di dalam suatu dilarang dan menundukkan cara; tidak menyukai kepada mulai bekerja kompetisi langsung, pribadi dengan lainnya cenderung untuk;menjadi self-denying
34.5-39.5 Adalah tertarik ketika keputusan harus dibuat atau ketika tindakan perlu; usaha untuk menghindari manapun format tentang konflik hubungan antar pribadi; keraguan memiliki kemampuan dan cemas akan masa depan .
Di bawah 34.5 Rasakan lebih rendah dari orang yang lain; baik menghindari segala hal konflik maupun menyerah; menarik mundur dan malu di dalam perilaku; menetapkan gol minimal untuk diri dan bahkan kemudian sering mengantisipasi kegagalan.
Ke dalam perkawinan; dan dia adalah sering tidak sesuai dengan 15-year-old putri nya. Setelah wisuda/pembagian derajat dari sekolah menengah, dia menghadiri perguruan tinggi yang dengan sporadis bertahun-tahun, mendapat gaji kurang dari 40 kredit dan suatu titik nilai/kelas rata-rata 1.6. dia menujukan catatan yang lemahnya kepada suatu ketiadaan gol dan minat akan pengetahuan budaya pokok dan untuk " terlalu banyak pihak
kebenaran Timbangan dari CPI profil Theresa'S menunjukkan suatu kecenderungan untuk menyajikan dirinya di dalam suatu hal negatif pertunjukan ( Gi=25). Tipe kepribadian nya, gamma, menyarankan keyakinan diri dan kemampuan/ wewenang sosial bersama-sama dengan kegelisahan, pleasure-seeking, dan nonconforming perilaku dan kepercayaan. Pada tingkatan 4 ke luar dari 7 tingkatan pada atas panah/garis vektor 3 Perwujudan, dia menunjukkan rata-rata perwujudan dan pengintegrasian potensi.
Sebagai Gamma pada tingkatan ini yang dia boleh merasakan sedikit banyaknya diasingkan dari masyarakat. Pada suatu tingkat yang lebih tinggi, dia mungkin dilihat ketika progresif atau kreatif; pada suatu tingkat yang lebih rendah, dia mungkin dipandang sebagai tidak suka bergaul.
Secara umum, score pada profil therea's jatuh dekat midpoint, yang mana bersesuaian Dengan suatu tingkatan 4 scoreon panah/garis vektor 3. Nya dua score tinggi ( T-Score 60 atau di atas) menunjukkan bahwa dia adalah '' self-sufficient, banyak akal, melepaskan'' di dalam dan bahwa dia'' seperti variasi dan perubahan,'' bahwa dia is''easily bosan oleh hidup rutin dan pengalaman sehari-hari, dan bahwa dia '' mungkin (adalah) tidak sabar, dan bahkan tak menentu'' ( Fx) ( Gough,1987,Pp, 6-7).Her tiga rendah schores ( T-Score 40 atau di bawah) menunjukkan bahwa dia ' meminta dengan tegas pada dirinya, sekalipun masalah atau friksi penyebab nya. yang cemas akan masa depan '' ( Wb), dan bahwa dia '' mempunyai kesukaran di dalam membuat pekerjaan terbaik di dalam situasi dengan harapan dan aturan tegas'' Arus bolak-balik ( Gough, pp. 6-7). Theresa menggunakan yhe informasi dari CPI bersama-sama dengan informasi lain untuk memperoleh suatu pemahaman yang lebih baik dirinya dan situasi nya.
2.5 16 PF
Tes 16 PF merupakan sebuah alat ukur yang komprehensif dalam menilai kepribadian seseorang. Tes ini digunakan pada semua seting dimana dibutuhkan penggambaran kepribadian orang secara global dan menyeluruh. Pengembangan 16 PF ini menghabiskan waktu hampir sama dengan pengembangan alat ukur kepribadian yang objektif. Tes 16 PF ini muncul dari perspektif unik penyelidikan empiris yang berupaya mencari struktur elemen dasar dari kepribadian lewat penelitian ilmiah. Tes ini memiliki sejarah penelitian empiris yang panjang untuk membuktikan keilmiahannya dan memang telah terbukti berguna dalam memahami berbagai variasi perilaku penting.
Pembuatan tes ini secara ilmiah bukan tanpa sebab. Raymond B. Cattell, pembuat tes 16 PF, berasal dari keluarga yang menekuni bidang penyelidikan ilmiah. Kakek, ayah dan kakaknya adalah penemu dan insyinur mesin. Sebagai pemuda ia melihat hasil penelitian ilmiah yang mengherankan pada saat itu seperti kelistrikan, radio, telepon, mobil dan pesawat. Hal inilah yang menginspirasinya untuk menyelesaikan kuliah dan meraih master di bidang ilmu alam di Universitas London pada tahun 1920an.
Pada saat itu, bidang psikologi ilmiah sangat terbatas ruang lingkupnya. Cattell mempelajari bagaimana kerja psikologi fisiologi dan psikologi eksperimen (mis. Pavlov, Thorndike, dan Wundt) yang menggunakan metode ilmiah untuk menyelidiki fungsi-fungsi manusia seperti sensasi dan belajar. Dia juga menemukan bahwa teori kepribadian berasal dari postulat para filsuf seperti Aristoles, Locke, dan Nietzsche, sementara pengembangan secara modern menggunakan dasar medis seperti Sigmund Freud dan Carl Jung. Freud dan Jung menjabarkan teori-teori mereka berdasarkan pengalaman medis dan intuisi untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi dalam diri seseorang. Selanjutnya Cattell menemukan pula bahwa psikologi eksperimen cenderung tidak membicarakan mengenai berbagai masalah dalam teori kepribadian.
Pendapat Cattell terpengaruh oleh keadaan sosial dan politik pasca perang dunia I. Berawal dari sini, Cattell percaya bahwa masalah pelik umat manusia sering muncul dari aspek motivasi dan temperament. Cattell berspekulasi bahwa pasti ada sebuah alat ilmiah yang mampu menjelaskan kepribadian manusia.
Di Universitas London, Cattell bekerja sama dengan Charles Spearman, yang sedang mengembangkan metode analisis faktor untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan elemen dasar dari kemampuan dan bakat manusia. Keikutsertaannya pada penelitian ini membuat Cattell yakin bila analisis faktor, alat ukur yang mampu melihat kemampuan kompleks manusia, dapat pula digunakan untuk menilai kepribadian seseorang. Menurut pendapatnya, kepribadian tentulah memiliki struktur elemen dasar, sama seperti benda fisik lainnya. Jika bentuk dasar dari kepribadian dapat diketemukan dan struktur kepribadian dapat diukur, maka perilaku manusia dapat dipahami dan diprediksi.
Tujuan Cattell dalam menyusun 16 PF ini adalah untuk menghasilkan penelitian yang cermat berdasar aspek kepribadian normal. Cattell yakin bahwa dalam kepribadian seseorang terdapat aspek-aspek yang bervariasi seperti pikiran dan perbuatan, perilaku verbal dan non verbal, kepribadian normal dan abnormal, serta minat dan kemampuan. Cattell berpendapat bila psikologi ingin menjadi sebuah bidang ilmiah maka harus memiliki alat ukur dan prosedur ilmiah untuk tiga karakteristik utama manusia : kepribadian, kemampuan, dan motivasi.
Dalam melakukan penelitian terhadap tiga karakteristik manusia, Cattell membagi data masukan menjadi tiga agian. Life-record (L-data) berupa data observasi dan informasi mengenai keadaan dan tingkah laku subjek sehari-harinya. Data ini bersumber dari diari, daftar riwayat hidup sampai perilaku yang diukur dengan rating-scale observation oleh orang yang mengenal subjek. Questionnaire data (Q-data) merupakan jawaban subjek dari pertanyaan-pertanyaan mengenai keadaan diri subjek sendiri. Data ini mengungkap mental internal dan eksternal berdasar kesadaran subjektif subjek. Objective test (T-data) berupa pengukuran objektif perilaku melalui eksperimen laboratorium yang situasi dan prosedurnya sudah terstandardisasikan. Datanya dapat berupa tes kognitif maupun proyektif hingga pengukuran perilaku dalam situasi terkontrol eksperimen.
Dari ketiga data tersebut Cattell berusaha mencari aspek-aspek dasar kepribadian lewat analisis faktor. Asumsinya adalah, aspek atau ciri sifat yang muncul pada ketiga data akan merujuk pada satu kesatuan fungsi. Cattell lebih memfokuskan perhatiannya pada sample yang dapat memenuhi kriteria seluruh daerah kepribadian, karena hal tersebut merupakan faktor yang menentukan hasil dari analisisfaktor.
Penelitian mereka diawali dengan membuat daftar mengenai pendeskripsian tentang kepribadian-dengan asumsi bahwa semua aspek kepribadian manusia baik yang ilmiah maupun tidak telah terekam dalam substansi bahasa. Dimulai dengan menghimpun semua deskripsi tentang kepribadian pada bahasa inggris, Cattel dan timnya berusaha menemukan faktor yang mendasari ciri sifat dengan cara menganalisa polanya pada ketiga data. Setelah melakukan analisis faktor selama beberapa tahun Cattel dan koleganya di seluruh dunia menentukan susunan paling dasar dari pembentuk kepribadian yang dinamakan primary traits. Ciri sifat (traits) tersebut dikembangkan dengan menggunakan semua sumber data dan pada populasi yang lebih luas, dimana memberikan kontribusi positif terhadap penguatan skala 16 PF dan kemampuan memprediksinya pada berbagai seting. Ke-enambelas faktor tersebut adalah Warmth (A), Reasoning (B), Emotional Stability (C), Dominance (E), Liveliness (F), Rule-Consciousness (G), Social Boldness (H), Sensitivity (I), Vigilance (L), Abstractedness (M), Privateness (N), Apprehension (O), Openness to Change (Q1), Self-Reliance (Q2), Perfectionism (Q3),dan Tension (Q4). Huruf-huruf D, J, K dan P tidak digunakan karena faktor yang mereka simbolkan selalu muncul tidak konsisten sehingga faktor tersebut tidakdiikutsertakan.
Sejak awal, Cattell membuat konsep kepribadian berurutan secara hierarkis dan multilevel struktur. Dia menemukan bahwa ketika ke enambelas faktor utama di analisis faktor, muncul aspek-aspek global yang terdiri dari korelasi antar beberapa faktor tersebut. Selama penelitian 30 tahun, terdapat banyak aspek global yang diketemukan namun hanya lima yang secara konsisten muncul dan dapat diidentifikasi. Kelima faktor global tersebut adalah Extraversion, Anxiety, Tough-Mindedness, Independence, dan Self-Control. Kelima faktor tersebut menggambarkan fungsi kepribadian manusia secara luas, sementara ke-enambelas faktor utama mengetengahkan dinamika kepribadian secara mendalam. Dapat terjadi ada dua orang yang memiliki salah satu faktor global yang sama tingkatnya. Namun belum tentu faktor utama yang berperan juga sama.
Dengan demikian, psikolog dapat melihat kepribadian seseorang dalam berbagai situasi dan mengetahui penyebab dasar atau motivasinya. Dalam faktor global terdapat dua kutub yaitu “tinggi” dan “rendah”. Walaupun demikian bukan berarti semua yang tinggi berarti bagus dan bukan pula bahwa semua yang rendah berarti buruk Faktor utama-faktor utama memiliki pengaruh terhadap tinggi rendahnya faktorglobal.
Banyak pengguna tes 16 Pf ini yang hanya menggunakan interpretasi dari 16 faktor utamanya saja karena lebih memiliki kesatuan definisi dari dinamika individu serta telah terbukti berhasil memprediksi perilaku yang sebenarnya. Kelima faktor global ini merupakan konsep dasar dalam membuat struktur-mereka memberikan makna pada faktor utama-faktor utama dalam memahami individu.
Walaupun 16 PF hanya mengukur kepribadian normal (bukan psikopatologi), tes tersebut juga sering digunakan dalam bidang konseling dan klinis karena kemampuannya dalam memberikan gambaran utuh dan mendalam pada seseorang, termasuk kelebiahn dan kelemahannya. Selain hal terseut, 16 PF dan memfasilitasi dialog antara psikolog dan klien, hal ini karena 16 PF merepresentasikan aspek umum dalam keseharian sehingga dapat disharingkan dengan klien, selanjutnya memudahkan untuk berdiskusi, meningkatkan kesadaran diri dan membuat klien merasa aman dan nyaman sebagai partner dalam proses asesment dan terapi.
16 PF dapat mengetahui keadaan klien seperti cara berpikir, self-esteem, keterbukaan, toleransi, coping stres dan empati. Kesemua itu dapat digunakan dalam mengembangkan kerja sama dengan klien, memilih metode terapi yang sesuai dan merencanakan proses terapi yag efektif.
Selain itu 16 PF telah digunakan pula dalam berbagai bidang, dari industri seperti rekrutmen, promosi dan training hingga penelitian tentang sosial, proses penuaan dan militer.
2.6 Eysenck Personality Questions ( EPQ)
EPQ menawarkan suatu ringkas, yang luas, dan dengan baik meneliti ukuran karakteristik kepribadian ( Eysenck &Eysenck,1975). Ke tiga kepribadian scales-Extroversion, Neuroticism, dan Psychoticism sebagai ukuran toughmindedness,'' kepalsuan Skala, terutama untuk ukuran tingkat dimana suatu klien mungkin telah menyimpangkan jawaban dan memberi suatu kesan baik. 90 materi pada EPQ menguraikan perilaku yang menurun, terutama cakupan yang normal, yang bukan gejala psikiatris.
Karena klien normal, Neuroticism skala dapat diberi label kembali sebagai ukuran emotionalas'' dan Psychoticism sebagai ukuran emosional dan Osychoticsm sebagai measue tough-mindedness. kepalsuan Skala, walaupun itu pimaily suatu mesure penyembunyian, juga boleh mencerminkan kenaifan sosial.
EPQ telah disahihkan terutama dalam kaitannya dengan analisis faktor dan prosedur hubungan. Analisa ini menegaskan kebenaran yang menyangkut instrumen itu. analisa statistik menunjukkan bahwa timbangan menghadirkan dimensi kepribadian yang independent dan penting di dalam menguraikan variasi tingkah laku manusia. Pengukuran ini memiliki keandalan test-retest yang memuaskan untuk menyingkat periode waktu dan keandalan alfa yang sedang tinggi
Misalkan norma gender dan umur. laki-laki mencetak prestasi yang lebih tinggi pada Psychoticism skala, wanita-wanita mencetak prestasi yang lebih tinggi pada neuroticism dan Skala. laki-laki mencetak prestasi yang lebih tinggi dibanding wanita-wanita dewasa pada Neuroticism dan Skala. laki-laki mencetak prestasi yang lebih tinggi dibanding wanita-wanita pada Extrovert yang tinggi ketika mereka muda kurang dari 50 tahun, tetapi lebih rendah dari wanita-wanita yang lebih tua. Keduanya mendapatkan lebih tua. Cetaklah prestasi pada kepalsuan Skala adalah positivelycorrelated dengan age.A memisahkan format menyangkut EPQ, EPQ Yunior, harus digunakan untuk kelompok umur lebih muda.
2.7 Guilford-Zimmerman Perangai Survei ( GZTS)
Guilford-Zimmerman Perangai Survei ( Guilford,Guilford,&Zimmerman, 1978) mengukur 10 persoalan yang diperoleh oleh analisis faktor. Faktor ini dibagi lagi ke dalam ukuran yang lebih spesifik ( 62 score berbeda dapat obtained-the subscales menopang di dalam penafsiran score skala.
10 faktor kepribadian dapat dikurangi menjadi 4 faktor urutan ke dua untuk lebih lanjut menyederhanakan penafsiran test. Ini adalah;
(1) Aktivitas Sosial
(2) Introversion Extrovert
(3) Stabilitas Emosional dan
(4) Disposisi Gila dan ketakutan.
Informasi tambahan untuk membantu menginterpretasikan GZTS score dapat diperoleh dari buku penuntun, penafsiran Sistem untuk Guilford, Guilfor,& Zimmerman , 1976).The buku menyediakan ' buku resep'' penafsiran untuk menopang pekerjaan dari penasihat. Koefisien Test-retest hanya melembutkan (. 50 di atas 3 tahun, menunjukkan bahwa score dapat ber;ubah pada hakekatnya dari waktu ke waktu.
2.8 Tes Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)
Tes Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) adalah tes kepribadian yang diturunkan dari teori H.A.Murray yang mengukur tingkat individu dalam 15 kebutuhan dan motivasi umum.
Dalam tes EPPS ini tak ada jawaban yang benar dan jawaban yang salah. Namun hanya merupakan tes yang mengetahui tipe-tipe motivasi, kebutuhan dan kesukaan pribadi. Dalam dunia kerja tes EPPS ini dipergunakan untuk mengetahui karakter masing-masing karyawan ataupun calon karyawan sehingga perusahaan dapat menempatkannya pada bidang yang tepat sehingga kelebihan dan kemampuannya dapat dioptimalkan. Psikotes EPPS ini adalah tes yang tidak memakai gambar, namun memakai sejumlah pertanyaan, sehingga tergolong "Psikotes Kuesioner".
The Epps telah diterbitkan untuk jangka waktu yang panjang melalui The Corporation Psikologis, sekarang dikenal sebagai Penilaian Harcourt . Pada tahun 2002 hak penerbitan di seluruh dunia telah dikembalikan ke Harcourt Allen L. Edwards Hidup Trust. Internasional ada terjemahan dalam bahasa Belanda, yang telah diterbitkan di Belanda sampai dengan 2002 secara hukum (oleh Harcourt Publishers Test). Ada juga terjemahan ke dalam bahasa Jepang, diterbitkan pada 1970 oleh Nihon Bunka Kagakusha, Tokyo.
Saat ini hak cipta dipegang oleh Allen L Edwards Trust hidup di seluruh dunia. Untuk wilayah Eropa Epps (termasuk versi Belanda) diterbitkan oleh Dimensi Test.
Alat tes ini tergolong Tes Inventori Kepribadian, dimana kita disuguhi deretan soal dalam satu buku tes EPPS dan diminta untuk memilih suatu pernyataan yang disukai. Saya tidak akan membahas terlalu jauh isi dari tes ini karena keterbatasan kode etik Psikologi
Dalam pembuatan tes EPPS ini seorang tester harus memperhatikan 15 aspek
dalam pengukurannya. Aspek – aspek yang di ukur adalah sebagai berikut
Variabel Skor Tinggi Skor Rendah
Achievement (ach) Dorongan untuk bertindak lebih baik, tertarik dengan tugas menantang dan rumit. Dorongan untuk meraih prestasi rendah, cepat menyerah dengan situasi rumit atau menghindar apabila dihadapkan pada situasi kompleks.
Deference (def) Kecenderungan pribadi mudah terpengaruh oleh orang lain, ketertarikan akan kesuksesan orang lain, banyak tergantung dari orang lain. Tidak tertarik dengan kesuksesan orang lain, fokus pada diri sendiri, sulit patuh terhadap orang lain dan cenderung melakukan dengan caranya sendiri.
Order (ord) Kecenderungan memiliki keteraturan yang tinggi, terorganisir, rapi termasuk dalam perencanaan dan aktivitasnya. Cara kerja atau bertindak cenderung tidak teratur, lebih dikuasai oleh situasi perasaan, kurang terencana dalam bertindak dan sikapnya mudah berubah-ubah.
Exhibition (exh) Kecenderungan tinggi untuk pamer, menampilkan apa yang dimiliki ke lingkungan sekitar. Ketidaktertarikan dengan situasi sosial, cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, acuh terhadap apa yang dialami oleh orang lain.
Autonomy (aut) Kemudahan pribadi untuk bertindak sesuai keinginan, tidak tergantung dari orang lain. Ketergantungan tinggi dengan figur lain, harus mencari persetujuan orang lain untuk bertindak, menghindari tindakan yang dapat menjadi perhatian sosial dan cenderung mencari figur perlindungan sebelum bertindak.
Affiliation (aff) Loyalitas tinggi terhadap situasi sosial, mudah berpartisipasi dan beraktivitas. Pribadi tertutup, introversi tinggi, sulit bergaul dan tidak senang dengan aktivitas sosial.
Intraception (int) Mudah untuk berintrospeksi, menilai dan mengevaluasi diri dan perasaannya. Terlalu mengabaikan perasaan, hampir tidak pernah mengevaluasi setiap tindakan berdasarkan perasaan, sikap lebih didominasi atas dasar logika atau kognitif.
Succorance (suc) Ketergantungan tinggi terhadap orang lain, mencari support orang lain untuk meyakinkan tindakannya dengan meraih afeksi dan keramahan dari orang lain. Pribadi yang independen, tidak tergantung dengan situasi sosial, senang dengan aktivitas diri dan mengacuhkan situasi sosial meskipun dirinya menjadi pusat perhatian
Dominance (dom) Dominasi tinggi terhadap situasi sosial, mudah mengendalikan dan mengarahkan kelompok, termasuk memimpin untuk bertindak sesuai keinginannya. Pribadi pengikut dalam kelompok, yes-man terhadap otoritas, mudah dikendalikan. Sulit untuk mengatakan tidak terhadap situasi kelompok.
Abasement (aba) Kecenderungan pribadi mudah merasa bersalah, menyesali diri, layak untuk dihukum akibat tindakannya. Pribadinya mengarah pada inferioritas. Pribadi yang berpikir positif, tidak terlalu mempedulikan kesalahan yang telah dilakukan, terbuka, mudah memaafkan dan meminta maaf apabila terjadi kesalahan yang telah dilakukannya.
Nurturance (nur) Pribadi terbuka, mudah membantu orang lain, santun dan mudah bersimpati. Ketertutupan pribadinya dianggap sebagai individu yang kaku, sulit bersimpati dan mudah berkata kasar.
Change (chg) Ketertarikan tinggi pada situasi baru, berubah-ubah termasuk dalam tindakannya bekerja berupaya dengan cara baru. Situasi rutin menjadikan dirinya nyaman, tenang dengan aktivitas harian yang monoton, mementingkan prosedur dan cara kerja berdasarkan kebiasaan.
Endurance (end) Tanggung jawab tinggi terhadap pekerjaan, menyelesaikan apa yang telah dimulai. Tekun dan tidak mudah jenuh dengan situasi yang dihadapi. Daya tahan rendah terhadap situasi yang menekan;konflik, ketidakjelasan situasi atau tujuan, mudah menyerah dan cepat jenuh terhadap situasi yang tidak nyaman.
Heterosexuality (het) Ketertarikan tinggi untuk bergaul dengan lawan jenis, berupaya mendapatkan afeksi dan perhatian terhadap lawan jenis. Tidak mudah tertarik dengan lawan jenis, tidak terlalu terpengaruh dengan lawan jenis, sulit dipengaruhi oleh figur lawan jenis.
Aggression (agg) Dorongan agresi tinggi, mudah terpicu dengan konflik dan senang dengan konfrontasi apabila terjadi perbedaan pendapat. Pribadi tenang, mengandalkan kedamaian, saling menerima, menghindari konflik dan konfrontasi.
2.9 Jackson Personality Inventory
Jackson personality inventory ( JPI)(JACKSON,1796 adalah tes yang dikembangkan oleh jackson untuk menilai karakteristik kepribadian normal tetapi dirancang untuk menyediakan suatu orientasi yang lebih praktis. terdiri dari 320 true-false materi hasil 16 pengukuran yang mengukur ciri seperti ketertarikan, aras tenaga, penyesuaian, tanggung jawab, resiko yang mengambil, dan kecakapan sosial. Norma-Norma berdasar pada standar yang mencetak prestasi dari sejumlah perguruan tinggi. contoh. Masing-Masing yang menyangkut 16 timbangan menghasilkan suatu standard yang mencetak prestasi dengan suatu cara, 50 dan suatu simpangan baku 10. Instrumen ini kira-kira mengambil 10 menit untuk mencetak prestasi. Score tinggi menghadirkan ciri yang tersebut oleh timbangan. Sebagai contoh, tukang pencetak nilai tinggi pada Comformas skala diuraikan peka ke pengaruh kelompok serta cenderung untuk memodifikasi perilaku yang konsisten dengan standard menyimpang lainnya. Pencetak nilai tinggi diuraikan seperti compliant,agreeing, dan koperasi. Pencetak nilai rendah cenderung tidak suka keramaian dan mandiri dalam hati dan tindakan. Skor rendah bersifat perseorangan, self-reliant, dan cotradicting, Keandalan terbentang dari 75 untuk . 95 dengan suatu angka median 90 kebenaran Data, terutama karna corelations dengan timbangan sesuai pada kepribadian lain menginventarisasikan, nampak untuk menandai adanya alasan mampu kebenaran.
Kedua-Duanya menyangkut jackson instrumen menghadirkan suatu metode yang mampu membangun psychometrically instrumen kepribadian.
Stanley coopersmith yang mengabdikan sesuatu yang besar dari bagian karier nya kepada studi faktor yang dihubungkan dengan mengagumi diri sendiri, yang digambarkan mengagumi diri sendiri ( coopersmith, 1981, p.5) ia memberi alasan bahwa orang-orang yang mempunyai kepercayaan di dalam kemampuan mereka akan jadi yang lebih sukses dan gigih di dalam aktivitas mereka disbanding mereka yang merasa diri mereka negatif, Ia menganggap mengagumi diri sendiri sebagai global membangun itu mempengaruhi evaluasi seseorang tentang kemampuannya di dalam banyak area. Oleh karena arti penting nya kepada individu, dalam hal kedua-duanya prestasi kerja atau sekolah dan tentang kepuasan pribadi, ia percaya para guru dan penasihat itu khususnya harus sadar akan defisit di dalam anak-anak mengagumi diri sendiri dan bahwa mereka harus sadar akan metoda untuk membantu untuk meningkatkan mengagumi diri sendiri.Ia mengembangkan tiga format yang menyangkut coopersmith inventori so-named untuk menghindari pengaruh tanggapan. ukuran mengagumi diri sendiri.
Sekolah menyediakan enam score: skor total mengagumi diri sendiri, empat score memperoleh dari subscales ukuran mengagumi diri sendiri dalam hubungan dengan mengamati orang tua, sekolah, dan minat pribadi, dan suatu score berdasar pada suatu skala kepalsuan yang melihat kemungkinan kepasrahan. Sekolah yang pendek/singkat dari orang dewasa dan dari hasil yang hanya satu score- total mengagumi diri sendiri score. Ukuran tentang konsistensi internal menunjukkan tinggi berdasar pada sekolah dari pertunjukan hubungan penting antara mengagumi diri sendiri dan capaian sekolah ( peterson& austin, 1985;sewell,1985)
2.10 Konsep Diri Tenesse
100 Item instrumen ini menghasilkan sejumlah timbangan yang mengukur self-concept ( Roid& fitts, 1988). Materi menduga konsep diri berkaitan dengan identitas , dan perilaku yang di atasnya dijawab pada 5-point yang berkisar antara. Delapan diferent ukuran diri, moral diri etis, self-satisfaction, dan sosial diri. Sebagai tambahan terhadap delapan pengukuran self-concept, ada dua pengukuran ringkasan total konflik dan tanggapan pasrah. Inventori dapat juga dicapai untuk sejumlah pengukuran yang klinis dengan label seperti itu ketika sakit saraf, pyschosis, dan ketidak mampuan menyesuaikan diri. Instrumen dirancang untuk individu diatas 12 tahun. Suatu instrumen serupa merancang untuk anak-anak yang lebih muda menjadi piers-harris self-concept skala anak-anak, 80-item instrumen merancang untuk anak-anak yang lebih muda menjadi piers-harris self-concept skala anak-anak, 80-item instrumen merancang untuk anak-anak menurut golongan 3 melalui/sampai 12 dan menulis pada suatu third-grade tingkatan.
BAB III
KESIMPULAN
1. Untuk menginterpretasikan hasil suatu kepribadian menginventarisir competenly, adalah diperlukan untuk memahami kedua-duanya karakteristik kepribadian yang sedang ditaksir dan pendekatan yang yang digunakan untuk kembang;kan berbagai timbangan inventori.
2. Myres-Briggs indikator jenis telah memperoleh ketenaran agung dan clinicians.
3. California inventori Psikologis ( CPI) dan 16 kepribadian Faktor Daftar pertanyaan ( 16 PF) secara hati-hati dikembangkan inventaris dengan banyak dukungan riset yang menilai ciri kepribadian sehari-hari.
4. Edwards jadwal pilihan pribadi ( EPPS) dirancang untuk menilai kekuatan jelmaan memerlukan seperti dirumuskan dalam teori kepribadian murray's.
5. Kepribadian Riset Dari ( PRF) dan Jackson Kepribadian Inventori ( JPI) adalah dua secara relatif baru-baru ini kepribadian yang dikembangkan menginventarisasikan tha menggunakan kemampuan tentang komputer modern di dalam thei contruction.
6. Dua inventaris yang bermanfaat di dalam menaksir self-concept menjadi Self-Estern Inventori ( SEI) dan Tennessee Self-Concept Skala.
Label:
ckck,
ini nih yang paling sesuatu
Lokasi:
Lampung, Indonesia
![]() |
pak dahlan |
Kepribadian Dahlan Iskan menurut Teori Alferd Adler
A. Latar Belakang
1.
Biografi
Dahlan Iskan adalah salah satu
putera terbaik Indonesia. Beliau dikenal masyarakat karena keberhasilannya
dalam memimpin surat kabar Jawa Pos yang awalnya hanya koran daerah yang hampir
gulung tikar menjadi koran nasional dengan penjualan yang sangat fantastis.
Saat ini Dahlan Iskan menjabat menjadi menteri BUMN menggantikan Mustafa
Abubakar. Dahlan Iskan dilahirkan di Magetan Jawa Timur, tepatnya di desa Kebun
Dalam Tegalarum, Kecamatan Bando, Magetan, Jawa Timur pada tahun 1951. Dahlan
Iskan tidak pernah tahu tepatnya tanggal dan bulan ia dilahirkan, sampai saat
ini tanggal yang ia gunakan sebagai tanggal lahir adalah karangannya sendiri.
Ia menggunakan tanggal 17 Agustus 1951 sebagai hari kelahirannya karena tanggal
itu tepat hari kemerdekaan Indonesia sehingga mudah diingat. Selain itu mungkin
ia juga ingin tersemangati dengan tanggal itu seperti semangat para pejuang
tahun 45.
Dahlan kecil mengawali
pendidikan sekolah dasarnya di Sekolah Rakyat. Setelah lulus dari Sekolah
Rakyat, Dahlan berniat untuk melanjutkan sekolahnya di SMP Magetan. Namun
keinginannya tidak disetujui oleh Bapaknya. Akhirnya, atas keinginan Bapaknya
ia meneruskan pendidikan Tsanawiyah di Pesantren Sabilil Muttaqien. Pada saat
masih duduk di bangku Tsanawiyah, Dahlan harus rela kehilangan Ibunya, Lisna,
yang wafat pada tanggal 21 Maret 1963.
Sewaktu kecil, Dahlan
memiliki mimpi yang unik. Tidak seperti anak yang lain, Dahlan bermimpi ingin
memiliki sepatu. Karena tak mampu membelinya, Dahlan harus jalan kaki ke
sekolah tanpa alas kaki sejauh 6 km. Hal ini ia rasakan ketika masih kelas satu
Tsanawiyah hingga kelas 2 Aliyah.
Sewaktu remaja, Dahlan
juga sudah memiliki prestasi yang membanggakan. Itu dibuktikannya dengan
menjadi santri dengan predikat nilai terbaik ketika masih duduk di kelas dua
Tsanawiyah. Selain itu, ia juga menjadi kapten tim voli Tsanawiyah Pesantren
Sabilil Muttaqien saat menjuarai kejuaraan bola voli se-Kabupaten Magetan.
Lulus dari Tsanawiyah, Dahlan melanjutkan pendidikan Aliyah di Pesantren
Sabilil Muttaqien.
Pertama kalinya Dahlan
memiliki sepatu ketika duduk di bangku 2 Aliyah. Uang yang ia pakai untuk
membeli sepatu diperolehnya dari hasil melatih tim voli anak-anak pengelola
kebun tebu di sekitar kampungnya. Sepatu pertamanya kala itu hanya sepatu bekas
yang bolong.
Sehingga ujung jempolnya
bisa muncul dan terlihat keluar sewaktu-waktu.
2.
Masa
Kanak-Kanak
Dahlan Iskan lahir di
Desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatan Bando, Magetan, Jawa Timur, tahun 1951.
Setelah lemari bajunya terjual, Dahlan Iskan akhirnya memutuskan sendiri
tanggal dan bulan kelahirannya, yaitu 17 Agustus. Ia memilih tanggal serta
bulan itu agar mudah diingat karena bertepatan dengan kemerdekaan Indonesia.
Lemari baju satu-satunya terpaksa
dijual untuk makan sehari-hari. Padahal di belakang lemari itu bapaknya
biasa mencatat tanggal kelahiran anak-anaknya . Tanggal lahir Dahlan pun ikut
lenyap bersama sang lemari.
Sejak kecil, Dahlan
sudah akrab dengan kemiskinan. Pakaian yang ia miliki hanya satu celana pendek,
satu baju dan satu sarung. Kain sarung yang ia miliki bisa dijadikan alat
serbaguna olehnya. Mulai dari sebagai alat ibadah, pengganti baju jika ia
mencuci bajunya, pengganti celana jika ia mencuci celananya, selimut, bahkan
karung jika ia sedang mengumpulkan sisa panen kedelai orang kaya. Kalau lapar
mendera, dia terpaksa mencuri tebu milik pabrik gula di dekat rumahnya. Ketika
sekolah ia tidak mempunyai sepatu. Saat itu jarak antara rumah dan sekolahnya puluhan
kilometer, sehingga ia dan saudaranya menempuhnya dengan berjalan kaki dengan
merasakan lecet di telapak kaki karena tak bersepatu. Sehingga ia menyimpan
keinginan besar (menurutnya saat itu) yaitu bisa memiliki sepeda dan sepatu.
Dahlan Iskan adalah anak dari
pasangan Mohammad Iskan dan Lisnah. Dahlan adalah anak ketiga dari empat
bersaudara. Kakak pertamanya bernama Khosyatun, kakak keduanya bernama Sofwati
sedangkan adik bungsunys bernama Zainuddin.
Orang tua Dahlan Iskan bukanlah
orang kaya, bahkan sangat miskin sekali. Dahlan dan saudara-saudaranya terbiasa
hidup dalam kesederhanaan. Kehidupan telah menempa Dahlan kecil menjadi pribadi
yang tangguh. Sering ia dan saudaranya merasa perih di perut karena menahan
rasa lapar, ia belitkan sarung di perutnya. Kemiskinan bukan berarti harus
meminta-minta untuk dikasihani melainkan harus dihadapi dengan bekerja dan
berusaha. Ayah Dahlan pernah berkata “ Kemiskinan yang dijalani dengan tepat
akan mematangkan jiwa”. Begitulah prinsip keluarga Dahlan.
Pada saat kecil Dahlan Iskan hanya
memiliki baju satu stel yaitu kaos dan celana serta satu sarung. Sarung adalah
baju serba guna bagi dahlan, saat beribadah ia gunakan sarung, saat baju dan
celana nya dicuci , ia gunakan sarung sampai pakaiannya kering, saat tidur di
malam hari ia gunakan sarung untuk selimut.
Sepulang sekolah, Dahlan tak lantas
bermain-main. Ia harus bekerja membantu orang tuanya seperti menyabit rumput,
menjadi kuli seset di kebun tebu, menggembala kambing dan lainnya. Namun hal ini
tak lantas membuat Dahlan kecil kehilangan keceriaannya. Ia tetaplah menjadi
anak kecil yang periang dan sesekali nakal.
Pernah suatu hari, karena sangat
ingin memiliki sepatu, Dahlan membongkar lemari ayahnya guna mencari siapa tahu
ayahnya menyimpan sejumlah uang disana. Ia juga pernah mendapatkan nilai merah
di raport-nya. Ketika ia telah berhasil memiliki sepatu, ia tetap ‘nyeker’
berjalan ke sekolah dan sepatunya ia ‘tenteng’ agar tetap awet dan tidak rusak.
Kisah kenakalan Dahlan kecil yang
lain adalah sewaktu pulang sekolah, ia dan adiknya yang bernama Zainuddin
bekerja menggembalakan kambing, “Waktu itu
masih SD. Setelah pulang sekolah, kami biasa menggembala domba di pinggir
sungai desa,” kata Zainuddin. Sambil menggembala domba, ia dan teman-temannya bermain
wayang dari ranting ketela pohon. “Karena
keasyikan, enggak tahu ternyata domba-dombanya sudah lewat dan kembali ke
kandang di rumah.” Mereka berdua sangat ketakutan sekali jika
dimarahin bapaknya, namun mereka akhirnya lega karena jumlah domba yang kembali
lengkap 30 ekor.
Pengalaman kenakalan Dahlan waktu
kecil yang lain adalah saat adu menunggang kerbau dan Dahlan terjatuh dari
kerbaunya yang mengakibatkan mulutnya terluka.
3.
Masa
Remaja
Setelah tamat ia melanjutkan ke
sekolah lanjutan tingkat pertama, kemudian ke sekolah aliyah setingkat SLTA.
Setamat SLTA, Dahlan Iskan melanjutkan sekolahnya di fakultas hukum IAIN Sunan
Ampel dan di Universitas 17 Agustus. Semasa kuliah ia lebih senang mengikuti
kegiatan kemahasiswaan seperti Pelajar Islam Indonesia dan menulis majalah
mahasiswa dan koran mahasiswa ketimbang mengikuti kuliah. Karena keasyikannya
itu ia jadi tidak meneruskan kuliahnya.
4.
Masa Dewasa/Karier
a.
Jawa Post
Kemudian Dahlan Iskan hijrah ke
Samarinda, Kalimantan Timur, disana ia numpang di rumah kakak tertuanya. Disana
ia menjadi reporter sebuah surat kabar lokal. Tulisan Dahlan banyak yang
meminatinya.
Pada Tahun 1976, Dahlan kembali ke
Surabaya dan bekerja sebagai wartawan majalah Tempo. Saat itu terjadi musibah
yang bersejarah yaitu tenggelamnya kapal Tampomas. Dahlan menulis tentang
musibah tersebut dengan sepenuh hati dan meletakkannya di Headline News Tempo.
Tak disangka hasilnya sangat luar biasa, dari respon pembaca banyak yang
menyukai gaya Dahlan menulis. Hal inilah
yang membuat pimpinan Tempo mengangkat Dahlan sebagai kepala biro Tempo Jatim.
Walau sudah bekerja dan menulis
untuk Tempo, diam-diam Dahlan juga menulis untuk koran lain seperti Surabaya
Post dan surat kabar mingguan seperti Ekonomi Indonesia sebagai tambahan
penghasilan. Hal ini diketahui oleh pimpinan Tempo dan menegur Dahlan.
Jawa Pos didirikan oleh The Chung
Shen pada 1 Juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat itu The Chung Shen hanyalah
seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap hari dia
harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama-lama ia tertarik untuk
membuat surat kabar sendiri. Setelah sukses dengan Jawa Pos-nya, The Chung Shen
mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Bisnis The Chung Shen di
bidang surat kabar tidak selamanya mulus. Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa
Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800
eksemplar saja.
Koran-korannya yang lain sudah lebih
dulu pensiun. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen akhirnya
memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu lagi mengurus
perusahaannya, sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal di London,
Inggris.
Saat itu terdengar kabar bahwa Jawa
Pos dibeli oleh Direktur Utama PT Grafiti Pers, Penerbit Tempo yaitu Eric
Samola. Melihat prestasinya yang lumayan dan keinginan Dahlan untuk berbuat
lebih, tahun 1982 ia dipromosikan menjadi pemimpin Koran Jawa Pos.
Awalnya koran Jawa Pos bernama Java
Post kemudian diganti dengan Djawa Post dan diganti lagi menjadi Jawa Pos.
Awalnya media masa Surabaya dikuasai oleh Surabaya Post dan Kompas. Saat Dahlan
Iskan ditunjuk menjadi pimpinan Jawa Pos, Jawa Pos hampir bangkrut karena kalah
bersaing. Perputarannya saja hanya 6.800 eksemplar. Namun Dahlan tidak berputus
asa. Ia mencari akal untuk menyelamatkan Jawa Pos.
Ketika itu budaya membaca koran
adalah di sore hari. Melihat ini muncullah ide cemerlang Dahlan. Ia memutuskan
bahwa Jawa Pos akan diterbitkan dan dibagikan di pagi hari. Ide ini di gulirkan
Dahlan agar Jawa Pos seakan-akan bisa memberikan berita lebih cepat dari koran
lain.
Namun tidak semua stafnya menyetujui
usul Dahlan karena bertentangan dengan kebiasaan masyarakat dalam membaca
koran. Sore hari adalah saat santai, orang pulang kerja sembari santai dengan
membaca koran. Sedangkan pagi hari, banyak orang diburu waktu untuk kerja. Mana
mungkin ada waktu untuk membaca koran. Bagaimana nanti jika Jawa Pos tidak laku
jika diterbitkan pagi hari. Begitulah argumen para stafnya yang tidak setuju
dengan usul Dahlan.
Namun Dahlan tidak menyerah, justru
inilah kesempatan Jawa Pos. Saat koran lain belum terbit, Jawa Pos mendahului
untuk terbit dan dibagikan. Sehingga akan membentuk opini bahwa Jawa Pos lebih
cepat meliput berita dan lebih cepat mengetahui berita dibandingkan koran lain.
Persoalan kebiasaan membaca koran di sore hari itu pelan-pelan dapat di rubah
di pagi hari. Tentunya orang akan lebih senang jika lebih cepat mengetahui apa
yang terjadi di masyarakat ketimbang yang terakhir tahu.
Akhirnya Jawa Pos terbit di pagi
hari. Awalnya masyarakat kaget ada koran yang terbit di pagi hari. Tetapi
dengan sabar Dahlan dan timnya mengedukasi masyarakat untuk membaca koran di
pagi hari. Dahlan membentuk opini bahwa lebih cepat mengetahui berita yang up
to date itu lebih cerdas dan lebih keren. Untuk hal ini Dahlan Iskan bahkan
terjun langsung dalam memasarkan koran Jawa Pos.
Pelan-pelan Jawa Pos membiasakan
masyarakat untuk membaca koran di pagi hari. Menerbitkan kkoran di pagi hari,
Jawa Pos hampir tidak ada saingannya karena koran lain tetap terbit sore hari.
Akhirnya dalam kurun waktu lima tahun yaitu 1982-1987 Jawa Pos berhasil terbit
dengan oplah 126.000 eksemplar. Omset Jawa Pos naik 20 kali lipat dari omset
ditahun pertama yaitu tahun 1982. Omset Jawa Pos mencapai 10,6 miliar. Dari
surat kabar yang hampir gulung tikar, Dahlan Iskan menjadikan Jawa Pos menjadi
surat kabar yang spektakuler dan Jawa Pos di bawah kepemimpinan Dahlan berhasil
merubah kebiasaan masyarakat dari membaca koran di sore hari menjadi pagi hari.
Melihat keberhasilan Jawa Pos, koran
lain yang awalnya terbit sore juga ikut-ikutan ter bit pagi karena takut
kehilangan pasar. Di tahun 1993 saat usianya mencapai 42 tahun, Dahlan
mengundurkan diri menjadi pemimpin redaksi dan pemimpin umum Jawa Pos karena ia
ingin memberikan kesempatan pada orang yang lebih muda untuk berkarya.
Dahlan Iskan akhirnya fokus
mengembangkan jaringan media Jawa Pos, yang awalnya hanya menerbitkan koran
saja, Jawa Pos kemudian juga membuat majalah dan juga surat kabar daerah lain.
Jaringan ini terkenal dengan nama Jawa Pos News Network (JPNN). JPNN adalah
jaringan media terbesar di Indonesia saat ini dengan memimpin 190 surat kabar,
tabloid dan majalah serta memiliki 40 percetakan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tahun 1997 Dahlan Iskan membangun
gedung pencakar langit yang terkenal di Surabaya dengan nama Graha Pena. Gedung
ini menjadi pusat aktivitas JPNN. Selain di Surabaya, Dahlan Iskan juga
membangun gedung serupa di Jakarta mengingat Jakarta adalah ibukota Indonesia
dan untuk lebih mengukuhkan keberadaan JPNN di tanah air.
Dahlan juga melirik media elektronik
dengan mendirikan stasiun TV lokal surabaya yaitu JTV dan SBO, Batam yaitu
Batam TV, di Pekanbaru yaitu Riau TV, FMTV di
Makassar, PTV di Palembang, dan Parahyangan TV di Bandung dan di
kota-kota lainnya yang mencapai 34 stasiun televisi lokal.
“Jangan meletakkan semua telur di
keranjang yang sama”, begitulah pepatah bisnis. Dahlan Iskan juga mempercayai
pepatah itu. Ia mendiversifikasikan usahanya ke bisnis real estate dan hotel.
Selain itu Dahlan Iskan juga
memiliki perusahaan yang berkaitan dengan listrik yaitu direktur pembangkit
listrik swasta PT Cahaya Fajar Kaltim di
Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya. Hal inilah
yang menjadi salah satu alasan kelak mengapa Dahlan ditunjuk menjadi Direktur
Utama PLN.
b. Fangbian
Iskan Corporindo (FIC)
Pada awal tahun 2009, Dahlan Iskan
juga menaruh 'telur investasinya' di bidang industri komunikasi. Beliau membangun
Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang akan menghubungkan Surabaya -
Indonesia dan Hong Kong dengan panjang serat optik mencapai 4.300 kilometer.
Proyek ini di dalam naungan Fangbian Iskan Corporindo (FIC) dengan Dahlan Iskan
yang menjadi Komisarisnya.
c. PLN
Kesuksesan Dahlan Iskan dalam
mengembangkan Jawa Pos Group sangat terkenal dimana-mana. Setiap saat media
cetak dan elektronik meliput keberhasilan raja media asal Jawa Timur ini
sampai-sampai Presiden SBY pun tahu kecemerlangan Dahlan Iskan dalam memimpin
JPNN. Waktu itu di Jakarta sedang musimnya mati lampu. Banyak masyarakat yang
mengeluh alat elektroniknya rusak gara-gara byar-pet ini. Fahmi Mochtar yang
menjadi Dirut PLN saat itu banyak menuai kritikan. Akhirnya Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengeluarkan keputusan untuk mengangkat Dahlan Iskan menjadi
Dirut PLN menggantikan Fahmi Mochtar.
Banyak pihak yang tidak setuju dan
meragukan hal itu. Bahkan tak segan pihak yang kontra mencibir dengan
mengatakan “ Mana mungkin Dahlan Iskan yang hanya lulusan SLTA dan tidak lulus
kuliah bisa memimpin PLN. Jangan samakan PLN dengan Jawa Pos.” Menanggapi hal
itu Dahlan Iskan dengan santainya menjawab “PLN ini tempat berkumpul orang-orang hebat, karyawan lulusan SMA jurusan terhebat, Fisika, jurusan yang
dianggap paling pintar. Lalu, masuk fakultas teknik elektro ITB, yang juga
terhebat. Lulus ITB, diseleksi lagi masuk PLN oleh senior-senior yang hebat.
Tidak diragukan lagi, PLN adalah kumpulan orang-orang terhebat dan terpintar di
negeri ini” “ Ya. Yang dibutuhkan sekarang adalah manusia bodoh seperti saya”. Hari
pertama Dahlan bekerja di PLN, ia langsung membuat gebrakan antara lain :
· Bebas
byar-pet se Indonesia dalam waktu enam bulan
· Gerakan
sehari sejuta sambungan
· Pencabutan
capping yaitu batas tarif listrik industri, sehingga lebih adil dan dapat
menumbuhkan iklim investasi di Indonesia.
Selain
program diatas. Dahlan Iskan juga membangun sejumlah besar proyek untuk PLN
seperti membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Di tahun sebelum kepemimpinan
Dahlan, PLN hanya berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur
yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado,
Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.
Fakta unik
Dahlan Iskan saat menjadi Dirut atau CEO PLN adalah sebagai berikut :
· Setiap
tanggal 17 di setiap bulan yang biasanya diisi upacara, diganti dengan diskusi
antar karyawan dan atasan.
· Dahlan Iskan
juga membuat “CEO Note” sering juga disebut CEO Note Dahlan Iskan yaitu
catatan yang dapat menjembatani atasan dan bawahan. CEO Note Dahlan Iskan
ini selalu diakhiri dengan kata-kata motivasi untuk lebih maju dan sukses.
· Dahlan Iskan
lebih memilih mengendarai mobil pribadinya sendiri daripada memakai mobil
dinas.
· Dahlan Iskan
tidak mengambil gajinya sebagai CEO PLN dan tidak menempati rumah dinas.
Benar saja,
dibawah kepemimpinan Dahlan Iskan yang full visi dan memiliki etos kerja yang
tinggi, PLN memiliki banyak kemajuan. Seperti tidak byar-pet lagi dan
pelayanannya lebih profesional. Dahlan Iskan menjabat menjadi Direktur
Utama PLN hanya dua tahun karena pada tanggal 19 Oktober 2011, Presiden SBY
menunjuk Dahlan Iskan menjadi Menteri BUMN menggantikan Mustafa Abubakar yang
sedang sakit. Sebenarnya Dahlan sangat berat meninggalkan PLN,
karena banyak programnya yang belum rampung dan visi yang ia bangun untuk
mereformasi PLN masih sedikit yang terwujud mengingat masa jabatannya yang
masih seumur jagung 2 tahun. Namun apa dikata, ternyata kemampuannya dalam
memimpin dianggap lebih tinggi dari pada hanya memimpin PLN.
d. Menteri
BUMN
Saat diangkat menjadi Menteri BUMN,
ada satu pertanyaan yang dialamatkan ke Dahlan, kurang lebih pertanyaannya
seperti ini “BUMN adalah lembaga yang sering menjadi sasaran empuk korupsi,
bagaimana menurut anda?” Menanggapi pertanyaan seperti itu, Dahlan tersenyum
sambil menjawab “ Menurut pengamatan saya, di lembaga ini ada 10% orang yang
jujur dan ada 10% orang yang tidak jujur. Sedangkan yang 80% berada di
tengah-tengahnya, tergantung yang memimpin. Jika yang memimpin termasuk orang
yang jujur maka yang 80% tadi ikut yang jujur sehingga yang jujur menjadi 90%.
Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur maka yang 80% juga ikut yang tidak
jujur sehingga yang tidak jujur juga menjadi 90%. Jadi kembali lagi ke
pemimpinnya” Wow excellent. Jawaban yang sangat cerdas.
Semenjak menjadi menteri BUMN,
Dahlan Iskan melakukan beberapa gerakan. Salah satunya adalah membersihkan BUMN
dari korupsi. Langkah awalnya adalah dengan memberi kriteria khusus dalam
mengangkat CEO di perusahaan BUMN. Salah satu kriterianya adalah memiliki
integritas yang tinggi. Syarat yang lain adalah memiliki antusias untuk maju.
Dahlan tidak menyebut pandai sebagai
syaratnya karena semua orang sudah pasti pandai. "Satu integritas yang baik, kenapa bukan kepintaran karena saya yakin
semua orang sudah pintar, yang kedua adalah harus mempunyai antusias keinginan maju, banyak orang integritas tinggi tapi
tidak punya antusias. Tapi ada juga antusias tidak integritas dia kaya kuda
liar," jelas Dahlan.
B.
Faktor
yang Mempengaruhi Kepribadian
Hidup
dalam kekurangan dan kemiskinan yang membuat ia menjadi sosok yang sederhana.
Melihat masa kecilnya yang sering kelaparan dan minum air sungai membuat ia
menjadi sosok yang berani bertekad untuk mengubah kehidupan di masa lalunya.
Dengan pola asuh dikeluarganya yang menekankan nilai-nilai kejujuran membuat ia
tetap teduh sabar, giat dan ulet menjalani setiap sisi kehidupannya. Gaya
“blusukan” nya yang langsung terjun ke
lapangan dengan style baju putih dan sepatu ketnya menjadi ciri khas
kesederhanaannya.
Dengan
semangat belajarnya, ia menjadi penulis ulung yang terkenal di dalam media
masa. Tulisannya mampu mengubah paradigma setiap pembaca yang akhirnya dapat
mengantarkan karienya lebih tinggi.
C.
Ciri
Kepribadian
Kepribadian
sering kita artikan ciri yang menonjol pada seseorang. Namun menurut psikologi
kepribadian sesuatu yang dapat berubah. Begitupun dalam setiap individu
memiliki ciri-ciri kepribadian yang berbeda, unik sehingga dapat dibedakan
antara individu satu dengan lainnya, mulai dari kepribadian yang sehat atau
yang tidak sehat. Berikut adalah kepribadian dahlan iskan baik kepribadian yang
sehat ataupun yang tidak sehat.
Dalam
lingkungan sosialnya dahlan iskan termasuk sosok yang sederhana tangguh, ulet,
jujur, antusias, dan mempunyai integritas yang tinggi meskipun kariernya
semakin naik.
Namun adakalanya setiap manusia memiliki
kekurangan, dalam diri dahlan iskan pernah ia di DO karena terlalu sibuk
mengurusi aktivitas kerja dan organisasinya. Ia melupakan kewajibannya dalam
hal pendidikan.
D. Landasan Teori
Kami
menganalisa tentang kepribadian Dahlan iskan menggunakan teori Alfred Adler. Dalam teorinya, Adler
menyatakan bahwa kehidupan manusia dimotivasi oleh satu dorongan utama yakni
dorongan untuk mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior. Jadi tingkah
laku utamanya ditentukan oleh pandangan
mengenai masa depan, tujuan dan
harapan. Karena manusia awal untuk memulai hidupnya dari kondisi yang
kecil, lemah, dan inferior maka dari kelemahan tersebut individu mengembangkan
kepercayaan untuk mengatasi kelemahan dengan menjadi besar, kuat,
dan superior. Adler menekankan adanya keunikan
pribadi. Setiap pribadi merupakan konfigurasi unik dari motif-motif, sifat,
minat, dan nilai-nilai: setiap perbuatan dilakukan orang secara khas gaa hidup
orang itu.
Adler juga
berpendapat bahwa satu-satunya kekuatan dinamik yang melatarbelakangi aktivitas manusia
adalah perjuangan untuk sukses atau menjadi superior (sriving for superiority),
serta persepsi subyaktif individu membentuk tingkahlaku dan kepribadian.
Daya Juang sebagai Kompensasi. Manusia
berjuang meraih superioritas atau keberhasilan sebagai cara untuk mengganti
perasaan inferior atau lemah. Adler (1930) percaya bahwa semua manusia
“dikaruniai” tubuh yang kecil, lemah, dan inferior ketika lahir yang
menyebabkan manusia merasa inferior. Sementara, manusia secara alami memiliki
kecenderungan bawaan untuk meraih sesuatu yang utuh atau lengkap. Daya juang
merupakan bawaan, tetapi sifat dan arah daya juang ditentukan oleh perasaan
inferior dan tujuan meraih keunggulan. Ada dua macam bentuk perjuangan:
a. Berjuang
meraih superioritas pribadi
a) Karena
kurangnya minat social
b) Tujuan
bersifat personal
c) Dimotivasi
sebagian besar oleh perasaan inferior yang berlebihan atau mnculnya inferiority complex.
b. Berjuang
meraih kesuksesan
a) Memiliki
minat social yang tinggi
b) Orang-orang
yang sehat secara psikologis
c) Tujuannya
untuk social.
Menurut
Adler ada tiga macam situasi masa kanak-kanak yang sangat berpengaruh
dalam membentuk gaya hidup untuk masa
selanjutnya, yang pertama adalah inferioritas organ, misalnya penyakit-penyakit
yang sering diidap semasa kanak-kanak,
kedua adalah kemanjaan, dan yang ketiga adalah ketersingkiran. Dimana salah
satu yang akan saya ambil adalah
inferioritas karena sangat berkaitan dengan analisa yang saya buat.
Menurut
Adler inferior berarti perasaan lemah namun bukan rendah diri. Karena memang
setiap mulai hidup sebagai makhluk yang kecil dan lemah, sepanjang hidup
perasaan ini memang terus muncul tapi ketika manusia menghadapi tugas baru,
jika orang sudah menguasai akan tugas barunya maka perasaan inipun akan hilang.
Sedangkan superior memiliki arti berjuang terus menerus untuk menjadi lebih
baik. Namun bukan berarti superior adalah mengalahkan orang lain atau jabatan
yang tinggi. Dalam teori Adler, dorongan ke arah kesempurnaan adalah ide kepentingan sosial
atau kepekaan sosial, menurutnya sebagai mahkluk sosial tidak akan
eksis tanpa adanya orang lain.
Adler juga
membahas tentang logat Organ, unity kepribadian bukan hanya
kesatuan aspek-aspek kejiwaan seperti motivasi, perasaan, dan pikiran, tetapi
unity juga meliputi keseluruhan organ tubuh. Gejala-gejala fisik, misalnya
kelemahan organ tertentu bukan suatu peristiwa yang terpisah, tetapi mungkin
kelemahan itu berbicara tentang tujuan individu, yang oleh Adler dinamakan
logat organ (organ dialect) atau bahasa organ (organ jargon) misalnya: orang yang
mengalami atritis rematik, tangannya dan persendiannya yang kaku, mengungkapkan
seluruh gaya hidupnya.
E. Dinamika Kepribadian
Dalam sub
bab dinamika kepribadian ini kami akan menyajikan tentang bagaimana proses
terbentuknya kepribadian seorang Dahlan Iskan menurut teori yang dikembangkan
oleh Adler.
Bagaimana
karakter-karakter suporior dapat terbentuk dari dalam diri beliau. Muali dari
sikap pekerja keras beliau, sikap tegas, sikap sigap, tanggap, kepintaran,
keuletan, dan semua karakter-karakter beliau hingga sekarang menjabat menjadi
seorang mentri BUMN.
Pak Dahlan
dilahirkan ditengah-tengah keluarga yang harmonis namun memiliki status ekonomi
yang sangat memprihatinkan. Makanan pokok yang beliau makan setiap hari adalah
tiwul (terbuat dari singkong) bukan seperti kita yaitu nasi. Dari kondisi
tersebut yang membuat Dahlan kecil menjadi tak manja, melainkan mandiri.
Beliau juga hanya
memiliki baju satu stel yaitu kaos dan celana serta satu sarung. Sarung adalah
baju serba guna bagi beliau. Saat beribadah juga menggunakan sarung, saat baju
dan celana nya dicuci, maka sarunglah yang beliau kenakan sampai pakaiannya
kering, saat tidur di malam hari ia gunakan sarung untuk selimut. Ketika
sekolah ia tidak mempunyai sepatu. Saat itu jarak antara rumah dan sekolahnya
puluhan kilometer, sehingga ia dan saudaranya menempuhnya dengan berjalan kaki
dengan merasakan lecet di telapak kaki karena tak bersepatu. Sehingga ia
menyimpan keinginan besar (menurutnya saat itu) yaitu bisa memiliki sepeda dan
sepatu.
Berdasarkan
kondisi diatas sebenarnya beliau juga pernah merasakan kelelahan batin, rasa
sedih, kasihan melihat orang tua nya yang begitu sengsara mencari nafkah. Namun
dengan kondisi yang sedemikian tidak membuat beliau lalu bertopang tangan dan
tidak melakukan apapun untuk memperbaiki kehidupannya.
Seperti yang
di ungkapkan dalam teori Adler bahwa inferiorita merupakan suatu perasaan yang menggerakkan
orang untuk berjuang menjadi superiorita. Adler meyakini bahwa individu memulai
hidupnya dengan kelemahan fisik yang mengaktifkan perasaan inferior.
Inferiorita bagi Adler diartikan sebagai perasaan lemah dan tidak cakap dalam
menghadapi tugas yang harus diselesaikan. Maksud nya adalah bahwa
kelemahan ekonomi keluarga Dahlan, kelemahan fisik orang tuanya, perasaan yang
membuatnya menderita dan perasaan-perasaan inferiority yang lainnya akan
membuat Dahlan bangkit dan menuju ke arah superioritas, ke arah yang lebih
baik, lebih kuat, dan lebih bahagia.
Suatu saat
ibu Dahlan terserang penyakit yang membuat perutnya membesar. Karena orang desa
dan tak punya biaya, mereka tak tahu itu penyakit apa. Akhirnya ibu Dahlan
meninggal dunia. Ketika dewasa Dahlan baru tahu bahwa penyakit ibunya itu
adalah sejenis kista yang dengan operasi sederhana bisa sembuh. Jika Dahlan
mengingat itu, kecewa hatinya. Saat itulah Dahlan bertekad menjadi orang
pandai, kaya dan sukses. Agar tidak terjadi lagi hal seperti itu di
kehidupannya.
Dan juga
saat Dahlan Iskan pernah menderita penyakit Hepatitis B yang mengharuskan nya
untuk menjalani cangkok hati, terdapat berbagai hal yang terjadi, tentang
pengobatan beliau hingga ahirnya beliau dapat menjalani cangkok hati.
bagaimana detik-detik menjelang operasi menunggu donor hati yang tak
kunjung datang. Juga bagaimana perjuangan seorang sahabat Dahlan Iskan, Robert
Lai yang begitu gigih menjaga, merawat dan membersihkan kamar perawatan. Salah
satu kegagalan pasien transplantasi adalah pasca operasi. Hal ini juga
diungkapkan Prof Sulaiman Phd, seorang ahli liver dari Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Jakarta.
Karena
kesembuhan beliau, Dahlan menghabiskan waktu sebagai Ketua Dewan Pengawas Pesantren
Sabilul Muttaqin (PSM). Mengembangkan 131 sekolah dengan 9.300 guru. Dua di
antaranya berstatus pesantren internasional bekerjasama dengan Al Irsyad,
lembaga pendidikan Islam ternama di Singapura. Pesantren internasional di
Magetan itu diberi nama International Islamic School (IIS). Sebanyak 15 guru
IIS mendapat sertifikasi international sehingga mereka bisa menjadi guru di
semua sekolah yang menggunakan kurikulum Cambridge School di seluruh dunia.
Beliau
berkata akan terus melakukan perbuatan baik untuk rasa syukurnya telah
diberikan kesempatan hidup.
Langganan:
Postingan (Atom)