![]() |
pak dahlan |
Kepribadian Dahlan Iskan menurut Teori Alferd Adler
A. Latar Belakang
1.
Biografi
Dahlan Iskan adalah salah satu
putera terbaik Indonesia. Beliau dikenal masyarakat karena keberhasilannya
dalam memimpin surat kabar Jawa Pos yang awalnya hanya koran daerah yang hampir
gulung tikar menjadi koran nasional dengan penjualan yang sangat fantastis.
Saat ini Dahlan Iskan menjabat menjadi menteri BUMN menggantikan Mustafa
Abubakar. Dahlan Iskan dilahirkan di Magetan Jawa Timur, tepatnya di desa Kebun
Dalam Tegalarum, Kecamatan Bando, Magetan, Jawa Timur pada tahun 1951. Dahlan
Iskan tidak pernah tahu tepatnya tanggal dan bulan ia dilahirkan, sampai saat
ini tanggal yang ia gunakan sebagai tanggal lahir adalah karangannya sendiri.
Ia menggunakan tanggal 17 Agustus 1951 sebagai hari kelahirannya karena tanggal
itu tepat hari kemerdekaan Indonesia sehingga mudah diingat. Selain itu mungkin
ia juga ingin tersemangati dengan tanggal itu seperti semangat para pejuang
tahun 45.
Dahlan kecil mengawali
pendidikan sekolah dasarnya di Sekolah Rakyat. Setelah lulus dari Sekolah
Rakyat, Dahlan berniat untuk melanjutkan sekolahnya di SMP Magetan. Namun
keinginannya tidak disetujui oleh Bapaknya. Akhirnya, atas keinginan Bapaknya
ia meneruskan pendidikan Tsanawiyah di Pesantren Sabilil Muttaqien. Pada saat
masih duduk di bangku Tsanawiyah, Dahlan harus rela kehilangan Ibunya, Lisna,
yang wafat pada tanggal 21 Maret 1963.
Sewaktu kecil, Dahlan
memiliki mimpi yang unik. Tidak seperti anak yang lain, Dahlan bermimpi ingin
memiliki sepatu. Karena tak mampu membelinya, Dahlan harus jalan kaki ke
sekolah tanpa alas kaki sejauh 6 km. Hal ini ia rasakan ketika masih kelas satu
Tsanawiyah hingga kelas 2 Aliyah.
Sewaktu remaja, Dahlan
juga sudah memiliki prestasi yang membanggakan. Itu dibuktikannya dengan
menjadi santri dengan predikat nilai terbaik ketika masih duduk di kelas dua
Tsanawiyah. Selain itu, ia juga menjadi kapten tim voli Tsanawiyah Pesantren
Sabilil Muttaqien saat menjuarai kejuaraan bola voli se-Kabupaten Magetan.
Lulus dari Tsanawiyah, Dahlan melanjutkan pendidikan Aliyah di Pesantren
Sabilil Muttaqien.
Pertama kalinya Dahlan
memiliki sepatu ketika duduk di bangku 2 Aliyah. Uang yang ia pakai untuk
membeli sepatu diperolehnya dari hasil melatih tim voli anak-anak pengelola
kebun tebu di sekitar kampungnya. Sepatu pertamanya kala itu hanya sepatu bekas
yang bolong.
Sehingga ujung jempolnya
bisa muncul dan terlihat keluar sewaktu-waktu.
2.
Masa
Kanak-Kanak
Dahlan Iskan lahir di
Desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatan Bando, Magetan, Jawa Timur, tahun 1951.
Setelah lemari bajunya terjual, Dahlan Iskan akhirnya memutuskan sendiri
tanggal dan bulan kelahirannya, yaitu 17 Agustus. Ia memilih tanggal serta
bulan itu agar mudah diingat karena bertepatan dengan kemerdekaan Indonesia.
Lemari baju satu-satunya terpaksa
dijual untuk makan sehari-hari. Padahal di belakang lemari itu bapaknya
biasa mencatat tanggal kelahiran anak-anaknya . Tanggal lahir Dahlan pun ikut
lenyap bersama sang lemari.
Sejak kecil, Dahlan
sudah akrab dengan kemiskinan. Pakaian yang ia miliki hanya satu celana pendek,
satu baju dan satu sarung. Kain sarung yang ia miliki bisa dijadikan alat
serbaguna olehnya. Mulai dari sebagai alat ibadah, pengganti baju jika ia
mencuci bajunya, pengganti celana jika ia mencuci celananya, selimut, bahkan
karung jika ia sedang mengumpulkan sisa panen kedelai orang kaya. Kalau lapar
mendera, dia terpaksa mencuri tebu milik pabrik gula di dekat rumahnya. Ketika
sekolah ia tidak mempunyai sepatu. Saat itu jarak antara rumah dan sekolahnya puluhan
kilometer, sehingga ia dan saudaranya menempuhnya dengan berjalan kaki dengan
merasakan lecet di telapak kaki karena tak bersepatu. Sehingga ia menyimpan
keinginan besar (menurutnya saat itu) yaitu bisa memiliki sepeda dan sepatu.
Dahlan Iskan adalah anak dari
pasangan Mohammad Iskan dan Lisnah. Dahlan adalah anak ketiga dari empat
bersaudara. Kakak pertamanya bernama Khosyatun, kakak keduanya bernama Sofwati
sedangkan adik bungsunys bernama Zainuddin.
Orang tua Dahlan Iskan bukanlah
orang kaya, bahkan sangat miskin sekali. Dahlan dan saudara-saudaranya terbiasa
hidup dalam kesederhanaan. Kehidupan telah menempa Dahlan kecil menjadi pribadi
yang tangguh. Sering ia dan saudaranya merasa perih di perut karena menahan
rasa lapar, ia belitkan sarung di perutnya. Kemiskinan bukan berarti harus
meminta-minta untuk dikasihani melainkan harus dihadapi dengan bekerja dan
berusaha. Ayah Dahlan pernah berkata “ Kemiskinan yang dijalani dengan tepat
akan mematangkan jiwa”. Begitulah prinsip keluarga Dahlan.
Pada saat kecil Dahlan Iskan hanya
memiliki baju satu stel yaitu kaos dan celana serta satu sarung. Sarung adalah
baju serba guna bagi dahlan, saat beribadah ia gunakan sarung, saat baju dan
celana nya dicuci , ia gunakan sarung sampai pakaiannya kering, saat tidur di
malam hari ia gunakan sarung untuk selimut.
Sepulang sekolah, Dahlan tak lantas
bermain-main. Ia harus bekerja membantu orang tuanya seperti menyabit rumput,
menjadi kuli seset di kebun tebu, menggembala kambing dan lainnya. Namun hal ini
tak lantas membuat Dahlan kecil kehilangan keceriaannya. Ia tetaplah menjadi
anak kecil yang periang dan sesekali nakal.
Pernah suatu hari, karena sangat
ingin memiliki sepatu, Dahlan membongkar lemari ayahnya guna mencari siapa tahu
ayahnya menyimpan sejumlah uang disana. Ia juga pernah mendapatkan nilai merah
di raport-nya. Ketika ia telah berhasil memiliki sepatu, ia tetap ‘nyeker’
berjalan ke sekolah dan sepatunya ia ‘tenteng’ agar tetap awet dan tidak rusak.
Kisah kenakalan Dahlan kecil yang
lain adalah sewaktu pulang sekolah, ia dan adiknya yang bernama Zainuddin
bekerja menggembalakan kambing, “Waktu itu
masih SD. Setelah pulang sekolah, kami biasa menggembala domba di pinggir
sungai desa,” kata Zainuddin. Sambil menggembala domba, ia dan teman-temannya bermain
wayang dari ranting ketela pohon. “Karena
keasyikan, enggak tahu ternyata domba-dombanya sudah lewat dan kembali ke
kandang di rumah.” Mereka berdua sangat ketakutan sekali jika
dimarahin bapaknya, namun mereka akhirnya lega karena jumlah domba yang kembali
lengkap 30 ekor.
Pengalaman kenakalan Dahlan waktu
kecil yang lain adalah saat adu menunggang kerbau dan Dahlan terjatuh dari
kerbaunya yang mengakibatkan mulutnya terluka.
3.
Masa
Remaja
Setelah tamat ia melanjutkan ke
sekolah lanjutan tingkat pertama, kemudian ke sekolah aliyah setingkat SLTA.
Setamat SLTA, Dahlan Iskan melanjutkan sekolahnya di fakultas hukum IAIN Sunan
Ampel dan di Universitas 17 Agustus. Semasa kuliah ia lebih senang mengikuti
kegiatan kemahasiswaan seperti Pelajar Islam Indonesia dan menulis majalah
mahasiswa dan koran mahasiswa ketimbang mengikuti kuliah. Karena keasyikannya
itu ia jadi tidak meneruskan kuliahnya.
4.
Masa Dewasa/Karier
a.
Jawa Post
Kemudian Dahlan Iskan hijrah ke
Samarinda, Kalimantan Timur, disana ia numpang di rumah kakak tertuanya. Disana
ia menjadi reporter sebuah surat kabar lokal. Tulisan Dahlan banyak yang
meminatinya.
Pada Tahun 1976, Dahlan kembali ke
Surabaya dan bekerja sebagai wartawan majalah Tempo. Saat itu terjadi musibah
yang bersejarah yaitu tenggelamnya kapal Tampomas. Dahlan menulis tentang
musibah tersebut dengan sepenuh hati dan meletakkannya di Headline News Tempo.
Tak disangka hasilnya sangat luar biasa, dari respon pembaca banyak yang
menyukai gaya Dahlan menulis. Hal inilah
yang membuat pimpinan Tempo mengangkat Dahlan sebagai kepala biro Tempo Jatim.
Walau sudah bekerja dan menulis
untuk Tempo, diam-diam Dahlan juga menulis untuk koran lain seperti Surabaya
Post dan surat kabar mingguan seperti Ekonomi Indonesia sebagai tambahan
penghasilan. Hal ini diketahui oleh pimpinan Tempo dan menegur Dahlan.
Jawa Pos didirikan oleh The Chung
Shen pada 1 Juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat itu The Chung Shen hanyalah
seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap hari dia
harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama-lama ia tertarik untuk
membuat surat kabar sendiri. Setelah sukses dengan Jawa Pos-nya, The Chung Shen
mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Bisnis The Chung Shen di
bidang surat kabar tidak selamanya mulus. Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa
Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800
eksemplar saja.
Koran-korannya yang lain sudah lebih
dulu pensiun. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen akhirnya
memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu lagi mengurus
perusahaannya, sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal di London,
Inggris.
Saat itu terdengar kabar bahwa Jawa
Pos dibeli oleh Direktur Utama PT Grafiti Pers, Penerbit Tempo yaitu Eric
Samola. Melihat prestasinya yang lumayan dan keinginan Dahlan untuk berbuat
lebih, tahun 1982 ia dipromosikan menjadi pemimpin Koran Jawa Pos.
Awalnya koran Jawa Pos bernama Java
Post kemudian diganti dengan Djawa Post dan diganti lagi menjadi Jawa Pos.
Awalnya media masa Surabaya dikuasai oleh Surabaya Post dan Kompas. Saat Dahlan
Iskan ditunjuk menjadi pimpinan Jawa Pos, Jawa Pos hampir bangkrut karena kalah
bersaing. Perputarannya saja hanya 6.800 eksemplar. Namun Dahlan tidak berputus
asa. Ia mencari akal untuk menyelamatkan Jawa Pos.
Ketika itu budaya membaca koran
adalah di sore hari. Melihat ini muncullah ide cemerlang Dahlan. Ia memutuskan
bahwa Jawa Pos akan diterbitkan dan dibagikan di pagi hari. Ide ini di gulirkan
Dahlan agar Jawa Pos seakan-akan bisa memberikan berita lebih cepat dari koran
lain.
Namun tidak semua stafnya menyetujui
usul Dahlan karena bertentangan dengan kebiasaan masyarakat dalam membaca
koran. Sore hari adalah saat santai, orang pulang kerja sembari santai dengan
membaca koran. Sedangkan pagi hari, banyak orang diburu waktu untuk kerja. Mana
mungkin ada waktu untuk membaca koran. Bagaimana nanti jika Jawa Pos tidak laku
jika diterbitkan pagi hari. Begitulah argumen para stafnya yang tidak setuju
dengan usul Dahlan.
Namun Dahlan tidak menyerah, justru
inilah kesempatan Jawa Pos. Saat koran lain belum terbit, Jawa Pos mendahului
untuk terbit dan dibagikan. Sehingga akan membentuk opini bahwa Jawa Pos lebih
cepat meliput berita dan lebih cepat mengetahui berita dibandingkan koran lain.
Persoalan kebiasaan membaca koran di sore hari itu pelan-pelan dapat di rubah
di pagi hari. Tentunya orang akan lebih senang jika lebih cepat mengetahui apa
yang terjadi di masyarakat ketimbang yang terakhir tahu.
Akhirnya Jawa Pos terbit di pagi
hari. Awalnya masyarakat kaget ada koran yang terbit di pagi hari. Tetapi
dengan sabar Dahlan dan timnya mengedukasi masyarakat untuk membaca koran di
pagi hari. Dahlan membentuk opini bahwa lebih cepat mengetahui berita yang up
to date itu lebih cerdas dan lebih keren. Untuk hal ini Dahlan Iskan bahkan
terjun langsung dalam memasarkan koran Jawa Pos.
Pelan-pelan Jawa Pos membiasakan
masyarakat untuk membaca koran di pagi hari. Menerbitkan kkoran di pagi hari,
Jawa Pos hampir tidak ada saingannya karena koran lain tetap terbit sore hari.
Akhirnya dalam kurun waktu lima tahun yaitu 1982-1987 Jawa Pos berhasil terbit
dengan oplah 126.000 eksemplar. Omset Jawa Pos naik 20 kali lipat dari omset
ditahun pertama yaitu tahun 1982. Omset Jawa Pos mencapai 10,6 miliar. Dari
surat kabar yang hampir gulung tikar, Dahlan Iskan menjadikan Jawa Pos menjadi
surat kabar yang spektakuler dan Jawa Pos di bawah kepemimpinan Dahlan berhasil
merubah kebiasaan masyarakat dari membaca koran di sore hari menjadi pagi hari.
Melihat keberhasilan Jawa Pos, koran
lain yang awalnya terbit sore juga ikut-ikutan ter bit pagi karena takut
kehilangan pasar. Di tahun 1993 saat usianya mencapai 42 tahun, Dahlan
mengundurkan diri menjadi pemimpin redaksi dan pemimpin umum Jawa Pos karena ia
ingin memberikan kesempatan pada orang yang lebih muda untuk berkarya.
Dahlan Iskan akhirnya fokus
mengembangkan jaringan media Jawa Pos, yang awalnya hanya menerbitkan koran
saja, Jawa Pos kemudian juga membuat majalah dan juga surat kabar daerah lain.
Jaringan ini terkenal dengan nama Jawa Pos News Network (JPNN). JPNN adalah
jaringan media terbesar di Indonesia saat ini dengan memimpin 190 surat kabar,
tabloid dan majalah serta memiliki 40 percetakan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tahun 1997 Dahlan Iskan membangun
gedung pencakar langit yang terkenal di Surabaya dengan nama Graha Pena. Gedung
ini menjadi pusat aktivitas JPNN. Selain di Surabaya, Dahlan Iskan juga
membangun gedung serupa di Jakarta mengingat Jakarta adalah ibukota Indonesia
dan untuk lebih mengukuhkan keberadaan JPNN di tanah air.
Dahlan juga melirik media elektronik
dengan mendirikan stasiun TV lokal surabaya yaitu JTV dan SBO, Batam yaitu
Batam TV, di Pekanbaru yaitu Riau TV, FMTV di
Makassar, PTV di Palembang, dan Parahyangan TV di Bandung dan di
kota-kota lainnya yang mencapai 34 stasiun televisi lokal.
“Jangan meletakkan semua telur di
keranjang yang sama”, begitulah pepatah bisnis. Dahlan Iskan juga mempercayai
pepatah itu. Ia mendiversifikasikan usahanya ke bisnis real estate dan hotel.
Selain itu Dahlan Iskan juga
memiliki perusahaan yang berkaitan dengan listrik yaitu direktur pembangkit
listrik swasta PT Cahaya Fajar Kaltim di
Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya. Hal inilah
yang menjadi salah satu alasan kelak mengapa Dahlan ditunjuk menjadi Direktur
Utama PLN.
b. Fangbian
Iskan Corporindo (FIC)
Pada awal tahun 2009, Dahlan Iskan
juga menaruh 'telur investasinya' di bidang industri komunikasi. Beliau membangun
Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang akan menghubungkan Surabaya -
Indonesia dan Hong Kong dengan panjang serat optik mencapai 4.300 kilometer.
Proyek ini di dalam naungan Fangbian Iskan Corporindo (FIC) dengan Dahlan Iskan
yang menjadi Komisarisnya.
c. PLN
Kesuksesan Dahlan Iskan dalam
mengembangkan Jawa Pos Group sangat terkenal dimana-mana. Setiap saat media
cetak dan elektronik meliput keberhasilan raja media asal Jawa Timur ini
sampai-sampai Presiden SBY pun tahu kecemerlangan Dahlan Iskan dalam memimpin
JPNN. Waktu itu di Jakarta sedang musimnya mati lampu. Banyak masyarakat yang
mengeluh alat elektroniknya rusak gara-gara byar-pet ini. Fahmi Mochtar yang
menjadi Dirut PLN saat itu banyak menuai kritikan. Akhirnya Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengeluarkan keputusan untuk mengangkat Dahlan Iskan menjadi
Dirut PLN menggantikan Fahmi Mochtar.
Banyak pihak yang tidak setuju dan
meragukan hal itu. Bahkan tak segan pihak yang kontra mencibir dengan
mengatakan “ Mana mungkin Dahlan Iskan yang hanya lulusan SLTA dan tidak lulus
kuliah bisa memimpin PLN. Jangan samakan PLN dengan Jawa Pos.” Menanggapi hal
itu Dahlan Iskan dengan santainya menjawab “PLN ini tempat berkumpul orang-orang hebat, karyawan lulusan SMA jurusan terhebat, Fisika, jurusan yang
dianggap paling pintar. Lalu, masuk fakultas teknik elektro ITB, yang juga
terhebat. Lulus ITB, diseleksi lagi masuk PLN oleh senior-senior yang hebat.
Tidak diragukan lagi, PLN adalah kumpulan orang-orang terhebat dan terpintar di
negeri ini” “ Ya. Yang dibutuhkan sekarang adalah manusia bodoh seperti saya”. Hari
pertama Dahlan bekerja di PLN, ia langsung membuat gebrakan antara lain :
· Bebas
byar-pet se Indonesia dalam waktu enam bulan
· Gerakan
sehari sejuta sambungan
· Pencabutan
capping yaitu batas tarif listrik industri, sehingga lebih adil dan dapat
menumbuhkan iklim investasi di Indonesia.
Selain
program diatas. Dahlan Iskan juga membangun sejumlah besar proyek untuk PLN
seperti membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Di tahun sebelum kepemimpinan
Dahlan, PLN hanya berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur
yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado,
Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.
Fakta unik
Dahlan Iskan saat menjadi Dirut atau CEO PLN adalah sebagai berikut :
· Setiap
tanggal 17 di setiap bulan yang biasanya diisi upacara, diganti dengan diskusi
antar karyawan dan atasan.
· Dahlan Iskan
juga membuat “CEO Note” sering juga disebut CEO Note Dahlan Iskan yaitu
catatan yang dapat menjembatani atasan dan bawahan. CEO Note Dahlan Iskan
ini selalu diakhiri dengan kata-kata motivasi untuk lebih maju dan sukses.
· Dahlan Iskan
lebih memilih mengendarai mobil pribadinya sendiri daripada memakai mobil
dinas.
· Dahlan Iskan
tidak mengambil gajinya sebagai CEO PLN dan tidak menempati rumah dinas.
Benar saja,
dibawah kepemimpinan Dahlan Iskan yang full visi dan memiliki etos kerja yang
tinggi, PLN memiliki banyak kemajuan. Seperti tidak byar-pet lagi dan
pelayanannya lebih profesional. Dahlan Iskan menjabat menjadi Direktur
Utama PLN hanya dua tahun karena pada tanggal 19 Oktober 2011, Presiden SBY
menunjuk Dahlan Iskan menjadi Menteri BUMN menggantikan Mustafa Abubakar yang
sedang sakit. Sebenarnya Dahlan sangat berat meninggalkan PLN,
karena banyak programnya yang belum rampung dan visi yang ia bangun untuk
mereformasi PLN masih sedikit yang terwujud mengingat masa jabatannya yang
masih seumur jagung 2 tahun. Namun apa dikata, ternyata kemampuannya dalam
memimpin dianggap lebih tinggi dari pada hanya memimpin PLN.
d. Menteri
BUMN
Saat diangkat menjadi Menteri BUMN,
ada satu pertanyaan yang dialamatkan ke Dahlan, kurang lebih pertanyaannya
seperti ini “BUMN adalah lembaga yang sering menjadi sasaran empuk korupsi,
bagaimana menurut anda?” Menanggapi pertanyaan seperti itu, Dahlan tersenyum
sambil menjawab “ Menurut pengamatan saya, di lembaga ini ada 10% orang yang
jujur dan ada 10% orang yang tidak jujur. Sedangkan yang 80% berada di
tengah-tengahnya, tergantung yang memimpin. Jika yang memimpin termasuk orang
yang jujur maka yang 80% tadi ikut yang jujur sehingga yang jujur menjadi 90%.
Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur maka yang 80% juga ikut yang tidak
jujur sehingga yang tidak jujur juga menjadi 90%. Jadi kembali lagi ke
pemimpinnya” Wow excellent. Jawaban yang sangat cerdas.
Semenjak menjadi menteri BUMN,
Dahlan Iskan melakukan beberapa gerakan. Salah satunya adalah membersihkan BUMN
dari korupsi. Langkah awalnya adalah dengan memberi kriteria khusus dalam
mengangkat CEO di perusahaan BUMN. Salah satu kriterianya adalah memiliki
integritas yang tinggi. Syarat yang lain adalah memiliki antusias untuk maju.
Dahlan tidak menyebut pandai sebagai
syaratnya karena semua orang sudah pasti pandai. "Satu integritas yang baik, kenapa bukan kepintaran karena saya yakin
semua orang sudah pintar, yang kedua adalah harus mempunyai antusias keinginan maju, banyak orang integritas tinggi tapi
tidak punya antusias. Tapi ada juga antusias tidak integritas dia kaya kuda
liar," jelas Dahlan.
B.
Faktor
yang Mempengaruhi Kepribadian
Hidup
dalam kekurangan dan kemiskinan yang membuat ia menjadi sosok yang sederhana.
Melihat masa kecilnya yang sering kelaparan dan minum air sungai membuat ia
menjadi sosok yang berani bertekad untuk mengubah kehidupan di masa lalunya.
Dengan pola asuh dikeluarganya yang menekankan nilai-nilai kejujuran membuat ia
tetap teduh sabar, giat dan ulet menjalani setiap sisi kehidupannya. Gaya
“blusukan” nya yang langsung terjun ke
lapangan dengan style baju putih dan sepatu ketnya menjadi ciri khas
kesederhanaannya.
Dengan
semangat belajarnya, ia menjadi penulis ulung yang terkenal di dalam media
masa. Tulisannya mampu mengubah paradigma setiap pembaca yang akhirnya dapat
mengantarkan karienya lebih tinggi.
C.
Ciri
Kepribadian
Kepribadian
sering kita artikan ciri yang menonjol pada seseorang. Namun menurut psikologi
kepribadian sesuatu yang dapat berubah. Begitupun dalam setiap individu
memiliki ciri-ciri kepribadian yang berbeda, unik sehingga dapat dibedakan
antara individu satu dengan lainnya, mulai dari kepribadian yang sehat atau
yang tidak sehat. Berikut adalah kepribadian dahlan iskan baik kepribadian yang
sehat ataupun yang tidak sehat.
Dalam
lingkungan sosialnya dahlan iskan termasuk sosok yang sederhana tangguh, ulet,
jujur, antusias, dan mempunyai integritas yang tinggi meskipun kariernya
semakin naik.
Namun adakalanya setiap manusia memiliki
kekurangan, dalam diri dahlan iskan pernah ia di DO karena terlalu sibuk
mengurusi aktivitas kerja dan organisasinya. Ia melupakan kewajibannya dalam
hal pendidikan.
D. Landasan Teori
Kami
menganalisa tentang kepribadian Dahlan iskan menggunakan teori Alfred Adler. Dalam teorinya, Adler
menyatakan bahwa kehidupan manusia dimotivasi oleh satu dorongan utama yakni
dorongan untuk mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior. Jadi tingkah
laku utamanya ditentukan oleh pandangan
mengenai masa depan, tujuan dan
harapan. Karena manusia awal untuk memulai hidupnya dari kondisi yang
kecil, lemah, dan inferior maka dari kelemahan tersebut individu mengembangkan
kepercayaan untuk mengatasi kelemahan dengan menjadi besar, kuat,
dan superior. Adler menekankan adanya keunikan
pribadi. Setiap pribadi merupakan konfigurasi unik dari motif-motif, sifat,
minat, dan nilai-nilai: setiap perbuatan dilakukan orang secara khas gaa hidup
orang itu.
Adler juga
berpendapat bahwa satu-satunya kekuatan dinamik yang melatarbelakangi aktivitas manusia
adalah perjuangan untuk sukses atau menjadi superior (sriving for superiority),
serta persepsi subyaktif individu membentuk tingkahlaku dan kepribadian.
Daya Juang sebagai Kompensasi. Manusia
berjuang meraih superioritas atau keberhasilan sebagai cara untuk mengganti
perasaan inferior atau lemah. Adler (1930) percaya bahwa semua manusia
“dikaruniai” tubuh yang kecil, lemah, dan inferior ketika lahir yang
menyebabkan manusia merasa inferior. Sementara, manusia secara alami memiliki
kecenderungan bawaan untuk meraih sesuatu yang utuh atau lengkap. Daya juang
merupakan bawaan, tetapi sifat dan arah daya juang ditentukan oleh perasaan
inferior dan tujuan meraih keunggulan. Ada dua macam bentuk perjuangan:
a. Berjuang
meraih superioritas pribadi
a) Karena
kurangnya minat social
b) Tujuan
bersifat personal
c) Dimotivasi
sebagian besar oleh perasaan inferior yang berlebihan atau mnculnya inferiority complex.
b. Berjuang
meraih kesuksesan
a) Memiliki
minat social yang tinggi
b) Orang-orang
yang sehat secara psikologis
c) Tujuannya
untuk social.
Menurut
Adler ada tiga macam situasi masa kanak-kanak yang sangat berpengaruh
dalam membentuk gaya hidup untuk masa
selanjutnya, yang pertama adalah inferioritas organ, misalnya penyakit-penyakit
yang sering diidap semasa kanak-kanak,
kedua adalah kemanjaan, dan yang ketiga adalah ketersingkiran. Dimana salah
satu yang akan saya ambil adalah
inferioritas karena sangat berkaitan dengan analisa yang saya buat.
Menurut
Adler inferior berarti perasaan lemah namun bukan rendah diri. Karena memang
setiap mulai hidup sebagai makhluk yang kecil dan lemah, sepanjang hidup
perasaan ini memang terus muncul tapi ketika manusia menghadapi tugas baru,
jika orang sudah menguasai akan tugas barunya maka perasaan inipun akan hilang.
Sedangkan superior memiliki arti berjuang terus menerus untuk menjadi lebih
baik. Namun bukan berarti superior adalah mengalahkan orang lain atau jabatan
yang tinggi. Dalam teori Adler, dorongan ke arah kesempurnaan adalah ide kepentingan sosial
atau kepekaan sosial, menurutnya sebagai mahkluk sosial tidak akan
eksis tanpa adanya orang lain.
Adler juga
membahas tentang logat Organ, unity kepribadian bukan hanya
kesatuan aspek-aspek kejiwaan seperti motivasi, perasaan, dan pikiran, tetapi
unity juga meliputi keseluruhan organ tubuh. Gejala-gejala fisik, misalnya
kelemahan organ tertentu bukan suatu peristiwa yang terpisah, tetapi mungkin
kelemahan itu berbicara tentang tujuan individu, yang oleh Adler dinamakan
logat organ (organ dialect) atau bahasa organ (organ jargon) misalnya: orang yang
mengalami atritis rematik, tangannya dan persendiannya yang kaku, mengungkapkan
seluruh gaya hidupnya.
E. Dinamika Kepribadian
Dalam sub
bab dinamika kepribadian ini kami akan menyajikan tentang bagaimana proses
terbentuknya kepribadian seorang Dahlan Iskan menurut teori yang dikembangkan
oleh Adler.
Bagaimana
karakter-karakter suporior dapat terbentuk dari dalam diri beliau. Muali dari
sikap pekerja keras beliau, sikap tegas, sikap sigap, tanggap, kepintaran,
keuletan, dan semua karakter-karakter beliau hingga sekarang menjabat menjadi
seorang mentri BUMN.
Pak Dahlan
dilahirkan ditengah-tengah keluarga yang harmonis namun memiliki status ekonomi
yang sangat memprihatinkan. Makanan pokok yang beliau makan setiap hari adalah
tiwul (terbuat dari singkong) bukan seperti kita yaitu nasi. Dari kondisi
tersebut yang membuat Dahlan kecil menjadi tak manja, melainkan mandiri.
Beliau juga hanya
memiliki baju satu stel yaitu kaos dan celana serta satu sarung. Sarung adalah
baju serba guna bagi beliau. Saat beribadah juga menggunakan sarung, saat baju
dan celana nya dicuci, maka sarunglah yang beliau kenakan sampai pakaiannya
kering, saat tidur di malam hari ia gunakan sarung untuk selimut. Ketika
sekolah ia tidak mempunyai sepatu. Saat itu jarak antara rumah dan sekolahnya
puluhan kilometer, sehingga ia dan saudaranya menempuhnya dengan berjalan kaki
dengan merasakan lecet di telapak kaki karena tak bersepatu. Sehingga ia
menyimpan keinginan besar (menurutnya saat itu) yaitu bisa memiliki sepeda dan
sepatu.
Berdasarkan
kondisi diatas sebenarnya beliau juga pernah merasakan kelelahan batin, rasa
sedih, kasihan melihat orang tua nya yang begitu sengsara mencari nafkah. Namun
dengan kondisi yang sedemikian tidak membuat beliau lalu bertopang tangan dan
tidak melakukan apapun untuk memperbaiki kehidupannya.
Seperti yang
di ungkapkan dalam teori Adler bahwa inferiorita merupakan suatu perasaan yang menggerakkan
orang untuk berjuang menjadi superiorita. Adler meyakini bahwa individu memulai
hidupnya dengan kelemahan fisik yang mengaktifkan perasaan inferior.
Inferiorita bagi Adler diartikan sebagai perasaan lemah dan tidak cakap dalam
menghadapi tugas yang harus diselesaikan. Maksud nya adalah bahwa
kelemahan ekonomi keluarga Dahlan, kelemahan fisik orang tuanya, perasaan yang
membuatnya menderita dan perasaan-perasaan inferiority yang lainnya akan
membuat Dahlan bangkit dan menuju ke arah superioritas, ke arah yang lebih
baik, lebih kuat, dan lebih bahagia.
Suatu saat
ibu Dahlan terserang penyakit yang membuat perutnya membesar. Karena orang desa
dan tak punya biaya, mereka tak tahu itu penyakit apa. Akhirnya ibu Dahlan
meninggal dunia. Ketika dewasa Dahlan baru tahu bahwa penyakit ibunya itu
adalah sejenis kista yang dengan operasi sederhana bisa sembuh. Jika Dahlan
mengingat itu, kecewa hatinya. Saat itulah Dahlan bertekad menjadi orang
pandai, kaya dan sukses. Agar tidak terjadi lagi hal seperti itu di
kehidupannya.
Dan juga
saat Dahlan Iskan pernah menderita penyakit Hepatitis B yang mengharuskan nya
untuk menjalani cangkok hati, terdapat berbagai hal yang terjadi, tentang
pengobatan beliau hingga ahirnya beliau dapat menjalani cangkok hati.
bagaimana detik-detik menjelang operasi menunggu donor hati yang tak
kunjung datang. Juga bagaimana perjuangan seorang sahabat Dahlan Iskan, Robert
Lai yang begitu gigih menjaga, merawat dan membersihkan kamar perawatan. Salah
satu kegagalan pasien transplantasi adalah pasca operasi. Hal ini juga
diungkapkan Prof Sulaiman Phd, seorang ahli liver dari Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Jakarta.
Karena
kesembuhan beliau, Dahlan menghabiskan waktu sebagai Ketua Dewan Pengawas Pesantren
Sabilul Muttaqin (PSM). Mengembangkan 131 sekolah dengan 9.300 guru. Dua di
antaranya berstatus pesantren internasional bekerjasama dengan Al Irsyad,
lembaga pendidikan Islam ternama di Singapura. Pesantren internasional di
Magetan itu diberi nama International Islamic School (IIS). Sebanyak 15 guru
IIS mendapat sertifikasi international sehingga mereka bisa menjadi guru di
semua sekolah yang menggunakan kurikulum Cambridge School di seluruh dunia.
Beliau
berkata akan terus melakukan perbuatan baik untuk rasa syukurnya telah
diberikan kesempatan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar